Logistik Mulai Berkurang, Dinsos KBB Menyebut Masih Dalam Proses Pengajuan

JABAR EKSPRES – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung Barat (KBB), menyebut ketersedian logistik untuk warga korban kebakaran TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat sedang dalam tahap pengajuan.

Kepala Dinsos Kabupaten Bandung Barat, Ridwan memastikan, dalam waktu dekat kebutuhan beras dan makan bagi masyarakat serta relawan akan segera terpenuhi.

“Sedang dalam tahap pengajuan, kami pastikan proses penyaluran akan cepat,” kata Ridwan kepada wartawan, Selasa (29/8/2023).

BACA JUGA: Ridwan Kamil Belum Meyakini Puntung Rokok Jadi Penyebab Kebakaran di TPA Sarimukti

Ia mengatakan, Dinsos Bandung Barat menerjunkan 30 lebih personil Tanggap Darurat (Tagana) untuk memasok logistik di dapur umum.

Menurutnya, dalam sehari, dapur umum harus membuat 1580 porsi nasi bagi petugas dan warga terdampak.

“Insyaallah dalam waktu dekat kita penuhi. Sekarang dalam tahap pengajuan,” tandasnya.

Sementata itu, Komalasari (48) salah seorang warga terdampak kebakaran TPA Sarimukti menyebutkan, pasokan logistik per-Senin 28 Agustus 2023 kemarin, mulai berkurang.

Hal itu dirasakan Komalasari saat dirinya bersama puluhan lainnya mendapatkan jatah makan yang hanya satu kali.

“Hanya kemarin kita baru diberi makan itu pukul 15:30 WIB. Sempat petugas dari dapur umum meminta maaf kepada warga telat memberi nasi karena bahan di dapur gak ada,” ungkap Komalasari.

Ia menilai, tak semua warga Kampung Ciherang memiliki stok makanan atau uang untuk membeli kebutuhan mereka. Pasalnya, hampir 10 hari sejak peristiwa kebakaran, masyarakat tak memiliki pemasukan.

BACA JUGA: Ratusan Warga Desa Sarimukti Terancam Nganggur Imbas dari Kebakaran Sampah

“Di sini ada 173 jiwa atau 65 kepala keluarga (KK). Hampir semuanya bermata pencaharian sebagai pemulung di TPA. Sejak kebakaran, kami gak bisa bekerja dan tak punya pemasukan. Jadi pasokan logistik dari dapur umum sangat membantu sekali,” paparnya.

Oom berharap, pemerintah bisa menjamin kebutuhan sehari-hari warga selama pekerjaan mereka terhenti karena penanggulangan kebakaran TPA Sarimukti. Apalagi, kampung Ciherang merupakan pemukiman paling dekat dengan lokasi kebakaran sehingga serang asap masih dirasakan siang dan malam.

“Paling utama adalah perut. Kami boleh tidak bekerja, asal pemerintah jamin makan kami,” tandasnya. (Mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan