JABAR EKSPRES – Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reduce Reuse and Ricycle (3R) Mutiara Bogor Raya (MBR) di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor bakal direlokasi ke tempat baru.
Pasalnya, keberadaan tempat pengelolaan sampah tersebut bakal terkena imbas salah satu program strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Yakni, pembangun proyek lanjutan Jalan Regional Ring Road (R3).
Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Asep Faisal Rahman mengaku, terkait itu Pemkot Bogor melalui DLH telah menyiapkan tempat relokasi untuk TPS tersebut
“Lokasi TPS 3R MBR ini akan diperuntukan untuk jalan R3. Untuk itu, TPS ini akan direlokasikan ke tempat lain,” ungkapnya dikutip Minggu, 27 Agustus 2023.
BACA JUGA : Sumber Pendapatan Loyo, DPRD Nilai BUMD Kota Bogor Kurang Berkontribusi
Pihaknya berjanji akan berupaya mempertahankan eksistensi TPS tersebut walau harus di relokasi. Asep menyadari, keberadaan TPS BMR tersebut memang sangat memberikan kemanfaatan untuk lingkungan dan masyarakat.
“Ada beberapa lokasi alternatif yang sudah disiapkan oleh BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah) yakni di jalan MBR dengan luas 1.000 meter, namun ada beberapa area publik seperti warung dan kuliner,” terangnya
“Lurah akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat supaya bisa berkolaborasi dengan program ini,” imbuh Asep.
Ia mengungkapkan, di tempat relokasi TPS yang baru, pihaknya akan mempertahankan bahkan akan meningkatkan peralatan dengan yang lebih modern.
“Nanti untuk penganggaran di tahun 2024 kita akan anggarkan terkait pembangunan sarana prasarana di lokasi TPS 3R baru,” sebutnya.
BACA JUGA : Asisten Administrasi Umum Setda Kota Depok Potensi Jadi Calon Wali Kota Depok di Pilkada 2024
Pelaksanaan proyek Jalan R3 diketahui akan dimulai dalam waktu dekat atau akhir Agustus. Untuk itu, pihaknya akan mengatur aktivitas pengelolaan sampah di TPS 3R tersebut agar tetap berjalan.
“Karena TPS 3R ini sudah mengelola sampah hampir 1.000 lebih kepala keluarga yang secara fungsinya sudah sangat tertata dan polanya sudah kuat. Itu harus dipertahankan karena nggak mungkin kita mulai dar nol lagi terkait dengan pengelolaan sampah,” beber Asep.