JABAR EKSPRES – Beberapa kebutuhan sehari-hari di kota Bandung kini mengalami kenaikan akibat kemarau panjang dan dampak badai panas El Nino.
Di dua pasar tradisional di Kota Bandung, yakni Pasar Kosambi dan Pasar Ciroyom, adanya kenaikan harga yang cukup signifikan pada sejumlah bahan pangan seperti beras, bawang putih, ayam potong, dan minyak goreng.
Seorang pedagang bumbu dapur dan bahan masakan di Pasar Kosambi, Khadijah, mengungkapkan pada hari Sabtu bahwa kini minyak goreng dan bawang putih mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu hingga Rp8.000.
BACA JUGA : Keren! Dua Desainer Cilik Asal Bandung Akan Ramaikan Front Row Paris 2023 Pada September Mendatang
“Naik, untuk minyak naiknya lumayan, dulu Rp15.000/liter, sekarang dijual Rp17.000/liter, bawang putih sekarang Rp48.000/kg dibanding harga Rp40.000 kemarin, pokoknya bawang putih naik. . Itu karena kemarau panjang,” jelas Khadijah dikutip dari Antara, Sabtu (26/8)
Sementara itu, di pasar Ciroyom, kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang cukup signifikan, terutama sayur-sayuran seperti cabai yang naik menjadi Rp70.000/kg dari sebelumnya Rp60.000/kg, disusul dengan apel yang semula Rp15.000/kg saat ini menjadi Rp22.000/kg.
Untuk produk beras, pada minggu ke-4 Agustus 2023 juga terjadi kenaikan sebesar Rp10.500/kg, saat ini menjadi Rp11.500/kg, untuk beras kualitas terendah.
BACA JUGA : Warga di Kecamatan Cipatat Terkena ISPA Terus Bertambah
“(Dampak kekeringan) pada beras terlihat jelas, kenaikannya sangat signifikan. Sejak awal bulan, minggu pertama kenaikannya Rp 200, minggu kedua sampai sekarang terus naik tiap minggu di angka Rp 200, sampai sekarang naik Rp 1.000 (dari awal bulan),” ujar Rahmat, seorang pedagang beras di pasar Kosambi.
Rahmat berharap pemerintah melakukan intervensi terhadap kenaikan harga yang disebabkan oleh kemarau berkepanjangan ini, misalnya dengan melakukan pengawasan dan tindakan di pasar, ketika harga bahan baku lainnya melonjak.
“Sejauh ini belum ada respon dari pemerintah. Seharusnya kalau ada perubahan, apalagi sampai tiga kali lipat, pemerintah harusnya langsung melakukan inspeksi, verifikasi, monitoring atau apapun itu. Ya, bagaimana menstabilkan itu,” katanya.