JABAR EKSPRES – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku bahwa saat ini mereka sedang membahas wacana tentang kemungkinan memberikan subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau Pertamax.
Tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan BBM dengan oktan tinggi dan emisi rendah pada kendaraan.
Lihat juga : Pengumuman Hasil Tes DNA Dua Bayi yang Tertukar di Bogor Akan Dilakukan Sore Ini
Seperti yang telah di ketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mencatat bahwa salah satu penyebab polusi udara di DKI Jakarta adalah kendaraan berbahan bakar tinggi emisi.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan bahwa wacana memberikan subsidi untuk Pertamax sedang di bahas.
Keputusan ini sedang di pertimbangkan dari segi teknis, regulasi, dan ekonomi. Menurutnya, perbedaan regulasi dan aspek ekonomi perlu di perhatikan dalam pengambilan keputusan ini.
Namun, keputusan akhir masih dalam proses pembahasan internal.
Dalam konteks mengatasi masalah polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Dadan mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi jenis kendaraan berbahan bakar minyak yang beroperasi di Jakarta.
Ia mengatakan bahwa penggunaan BBM dengan oktan tinggi dapat menghasilkan pembakaran yang lebih bersih.
“Selain PLTU, kami juga akan mengevaluasi penggunaan BBM. Secara teknis, semakin tinggi angka oktan, pembakarannya semakin baik. Dengan pembakaran yang lebih baik, emisi yang di hasilkan akan lebih sedikit.” kata Dadan.
Tidaklah asing bagi Indonesia bahwa Malaysia memberikan subsidi untuk BBM berkualitas tinggi dengan oktan (RON) 95, yang setara dengan Pertamax Plus.
Di Malaysia, harga BBM berkualitas tinggi tersebut lebih murah daripada harga BBM non-subsidi setara Pertamax (RON 92) di Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, pada Desember 2022. Harga BBM RON 95 di Malaysia bahkan di jual dengan harga di bawah Rp 10.000 per liter.
Sementara harga BBM non-subsidi setara Pertamax (RON 92) di Indonesia pada saat itu sekitar Rp 13.900 per liter.
Komaidi menyatakan bahwa Malaysia juga memberikan subsidi untuk Solar dengan cetane number (CN) di atas 51, yang hampir setara dengan Pertamina Dex.