JABAR EKSPRES- Grup negara G-7 pada hari Kamis mengutuk keras peluncuran luar angkasa Korea Utara yang menggunakan teknologi rudal balistik, yang mereka anggap sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dan stabilitas.
Dalam pernyataan bersama dari menteri luar negeri negara-negara G-7 dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, disampaikan bahwa “Peluncuran ini dengan jelas melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengancam perdamaian serta stabilitas di tingkat regional dan internasional.”
Korea Utara telah meluncurkan satelit pengintai militer untuk kedua kalinya pada hari Kamis. Namun, peluncuran tersebut mengalami kegagalan akibat kesalahan dalam sistem peledakan darurat roket selama tahap penerbangan ketiga.
Baca juga: Korut Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata di Cholsan
Dengan mengacu pada tindakan berulang Korea Utara dalam meluncurkan rudal balistik meskipun mendapat banyak kecaman dari komunitas internasional, G-7 menyatakan bahwa tindakan tersebut menunjukkan tekad Korea Utara dalam memperkuat dan memvariasikan kemampuan nuklir dan rudal balistiknya.
“Mengulangi tuntutan kami, kami menegaskan perlunya Korea Utara untuk sepenuhnya menghentikan senjata nuklir dan program nuklirnya, serta semua program senjata pemusnah massal dan rudal balistiknya,” demikian pernyataan mereka.
Baca juga: Protes Akan KTT Jepang, Korsel, dan AS, Korut Dikabarkan Siapkan Aksi Militer
Para menteri luar negeri dari G-7 mengindikasikan bahwa tindakan Korea Utara harus dihadapi dengan tanggapan internasional yang cepat, bersatu, dan tegas, terutama oleh Dewan Keamanan PBB.
“Korea Utara tidak diizinkan dan tidak akan diakui sebagai negara yang memiliki senjata nuklir sesuai dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT),” tambah G-7.
Grup negara G-7 dengan tegas menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dengan mitra-mitra mereka dalam usaha mencapai perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.