Omzet Anjlok, Pedagang Cadas Pangeran Gulung Tikar Imbas Tol Cisumdawu

Imbas Tol Cisumdawu, omzet penjual di Cadas Pangeran menurun
Mih Karmi (duduk sebelah kiri) dan Mba Kamti (di sampingnya) usai diwawancarai, di kawasan Patung Pangeran, Kornel Cadas Pangeran Sumedang, Kamis 24 Agustus 2023. (Foto: Dedi Suhandi/JE)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pasca diresmikannya Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Dawuan-Sumedang) oleh Presiden Joko Widodo sekitar sebulan yang lalu, para pedagang di kawasan Patung Pangeran Kornel, Cadas Pangeran mengeluhkan pendapatannya yang kian menurun, Kamis 24 Agustus 2023.

Bahkan, salah seorang pedagang yang awalnya menjajakan ubi, peuyeum atau tape dan sebagainya, memilih untuk berhenti berjualan.

Mih Karmi (58), yang mengaku sudah puluhan tahun lamanya berjualan di kawasan patung pangeran kornel cadas pangeran mengatakan, bahwa saat ini dirinya berhenti berjualan ubi dan serba-serbi makanan seperti sebelumnya.

Baca Juga:Gelar RDP, DPRD Kota Bogor Tampung Aspirasi Warga Untuk Raperda Penanaman ModalAngkat Isu Buruknya Kualitas Udara Bogor, DPRD Bersama Pemkot Bahas Raperda Transportasi

“Ah sekarang mah berhenti, bangkrut. Ubi ka laku, ke bandar kan tetap musti dibayar. Sedangkan dagangan suka dibuangin ke sungai karena sudah busuk,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis 24 Agustus 2023 sore, di lokasi berjualannya.

Kini, dirinya memilih untuk sekedar menjual kopi saset dan aneka mie instan. Itu pun, terkadang ia tak melayani satu pengunjung pun dalam satu hari.

“Sekarang jualan kopi saset saja, karena modal abis. Jual kopi sama mie instan. Itu juga kadang masih gak ada yang beli, dalam sehari teu ngaladangan saurang-saurang acan (tidak melayani satu orang pun pembeli),” keluhnya.

Sementara itu, seorang pedagang lainya yang juga bernasib nyaris sama dengan Mih Karmi, yakni Kamti (48).

Kamti menjelaskan, sejak diresmikanya Tol Cisumdawu, omset penjualan yang dirinya alami memang terus mengalami penurunan.

“Apalagi pas, uji coba, waktu tol masih gratis. Penjualan sepi pisan (sangat sepi). Sampai anak saya boro-boro bisa sekolah, ga ada untuk ongkos ke sekolahnya juga,” tuturnya kepada Jabar Ekspres.

Kamti menyebutkan, bahwa wajar saja jika temanya yang juga sama-sama berniaga barang makanan serupa itu, mengalami gulung tikar.

Baca Juga:Kualitas Udara Daerah Lain Menurun, Kabupaten Bandung Masih Kategori BagusWarga Was-Was Akibat Watertank 10 Juta Liter Milik PDAM Tirta Asasta

“Gimana gak bangkrut, seperti saya yang mengandalkan penghasilan hanya dari berjualan di sini saja. Kadang sehari jual sekilo, dua kilo ubi. Dapet 150 ribu per hari juga udah bagus,” ujarnya.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelum beroperasinya Jalan Tol Cisumdawu, para pedagang yang menjajakan ubi, peuyeum, kerupuk malarat, jajanan kemasan, pop mie dan sejenisnya, itu bisa mendapatkan omset hingga 1 juta rupiah per hari. Kini, mereka bersyukur dengan mendapatkan 150 ribu per hari.

0 Komentar