Inilah Bahayanya TikTok Bagi Anak-Anak yang Wajib Diketahui!

JABAR EKSPRES – Popularitas TikTok yang luar biasa memicu kekhawatiran tentang bagaimana platform media sosial tersebut memengaruhi otak, terutama di kalangan anak-anak dan remaja yang menggunakan aplikasi ini. Selain kekhawatiran tentang pengaruhnya terhadap kesehatan mental, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa hal itu dapat mengubah rentang perhatian mereka.

Platform TikTok menampung banyak video pendek, menyediakan konten hiburan hanya dalam 15 detik. Kaum muda yang lebih suka menonton konten pendek seperti TikTok atau Instagram Reels lebih sulit “terlibat dalam aktivitas yang tidak memberikan kepuasan instan”, tulis Julie Jargon di The Wall Street Journal, efek yang dia sebut “TikTok Brain”.

Apa yang terjadi pada otak kita ketika kita kecanduan video pendek?

“Mengejar reaksi dalam sistem penghargaan di otak Anda mendorong pengguliran video TikTok tanpa henti. Platform tersebut adalah mesin dopamin,” kata John Hutton, seorang dokter anak.

Dopamin adalah neurotransmitter yang dilepaskan otak saat mengharapkan hadiah. “Banjir dopamin memperkuat keinginan untuk sesuatu yang menyenangkan, apakah itu makanan enak, obat-obatan, atau video TikTok yang lucu,” Jargon menjelaskan dalam Journal.

Dopamin menciptakan perasaan senang dan mendorong Anda untuk mencari lebih banyak.

“Saat Anda menggulir dan menemukan sesuatu yang membuat Anda tertawa, otak Anda menerima serangan dopamin,” kata ahli saraf Dr. Sanam Hafeez.

“Saat Anda melihat sesuatu yang tidak Anda sukai, Anda dapat dengan cepat beralih ke sesuatu yang menghasilkan lebih banyak dopamin,” jelasnya. Mengulangi siklus ini pada akhirnya bisa melatih otak Anda untuk mendambakan imbalan yang Anda dapatkan dari konten yang lebih pendek.

Secara khusus, penelitian tentang bagaimana TikTok memengaruhi otak masih dalam tahap awal, tetapi para ilmuwan di bidang ini semakin tertarik padanya. Hasil dari sebuah penelitian yang diterbitkan awal bulan ini oleh Universitas Keuangan dan Ekonomi Guizhou dan Universitas Michigan Barat China menunjukkan bahwa video TikTok dan video pendek serupa di YouTube menarik pengguna melalui media sosial melalui “semburan sensasi singkat”, yang dapat mengarah pada perkembangan perilaku adiktif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan