JABAR EKSPRES – Ratusan warga Desa Kaliwulu, Kabupaten Cirebon termakan hoaks di media sosial.
Pasalnya, informasi yang ditelan mentah-mentah oleh masyarakat dari media sosial, membuat situasi rumah Maemun (52) tidak kondusif.
Mereka memenuhi pelataran rumah, hingga membuat sesak jalan penghubung antar kecamatan itu, pada Selasa, 15 Agustus 2023 sore.
Berdasarkan data yang dihimpun JabarEkspres.com, Maemun mendapat warisan dengan angka fantastis hingga miliaran, rencananya uang senilai Rp20 juta akan disawerkan secara cuma-cuma.
Lantaran termakan hoaks yang menginformasikan bahwa Maemun bersama keluarga besarnya akan sawer dengan nilai fantastis Rp20 juta ini.
Mereka yang datang sejak siang hingga menjelang magrib itu, menantikan saweran keluarga Maemun.
Baca juga: Aplikasi ‘Siap Rumahku’ Permudah Program Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
Melalui sebuah foto yang tersebar Maemun membagikan uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu dengan total Rp20 juta, dengan dibungkus sedotan.
Tidak menyangka antusias warga yang membludak sampai jalan raya desa tersebut, membuat kondisi arus lalu lintas macet.
Banyak warga yang berkerumun dan memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.
Hal itu membuat pengendara yang melintas memperlambat laju kendaraannya, bahkan sesekali berhenti.
Sementara itu, di depan gerbang rumah Maemun, terlihat warga sudah berjubel.
Teriakan kapan aksi sawer itu dilakukan terdengar dari mulut sejumlah warga.
Rupanya mehadiran warga tak hanya datang dari desa setempat, melainkan tetangga desa bahkan luar kecamatan.
Maemun mengaku, kegiatan sawer yang direncanakan bersama keluarga besarnya itu diluar perkiraannya.
Karena kondisi yang tidak kondusif sebab ratusan warga dari berbagai kalangan hadir, sehingga aksi sawer batal dilakukan.
“Pokoknya di luar dugaan, di luar prediksi,” ujar Maemun kepada wartawan JabarEkspres.com pada Rabu, 16 Agustus 2023.
Padahal, menurut Maemun, aksi sawerannya itu dilakukan dengan nominal biasa, pihaknya pun memutuskan menunda sawer dan mengalihkannya usai dirasa kondusif.
“Karena membludak seperti ini, kita putuskan tunda (sawernya), kita keluarga akan koordinasi dengan pihak desa, agar pembagian Sawer itu lewat pemerintahan desa,” ucapnya.
“Kabar kita akan sawer uang Rp 20 juta karena dapat warisan juga tidak benar,” bebernya.