JABAR EKSPRES – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan penuntasan permasalahan aksi pemberontakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua mesti menggunakan pendekatan kebudaan serta kesejahteraan.
“Penyelesaian persoalan KKB ini harus dilakukan secara komprehensif, selain melalui tindakan tegas dan terukur aparat keamanan (TNI dan Polri), namun juga dengan mengedepankan pendekatan kebudayaan dan kesejahteraan,” ucap Bambang Soesatyo, Rabu (16/8).
Menurut Bambang Soesatyo Indonesia sekarang tengah dihadapkan dengan permasalahan perlawanan KKB di Papua. Maka dari itu, penuntasan pemberontakan KKB mesti dilaksanakan secara komprehensif.
Ketua MPR tersebut meminta pemerintah supaya dapat melakukan langkah-langkah yang tegas terhadap para penyeleweng dana otonomi khusus untuk Papua.
“Yang tidak kalah pentingnya, harus diambil tindakan tegas terhadap penyelewengan dana otonomi khusus (otsus) yang tidak tepat sasaran dan merugikan kepentingan rakyat Papua,” ujarnya.
Tak cuma itu, dia mengungkapkan Indonesia tengah menghadapi ancaman keamanan non-tradisional, seperti perubahan iklam, terorisme, dan perang siber, yang kini sudah menjadi fokus utama dinamika geopolitik.
Baca Juga: KKB Lakukan Teror, Pesawat Smart Air Ditembaki Saat Landing
“Masyarakat dunia bekerja sama dalam menciptakan kerangka kerja dan mekanisme internasional untuk mengatasi ancaman ini secara efektif,” katanya.
Bambang Soesatyo sebelumnya mengutarakan bahwa dinamika geopolitik dunia yang sudah mengalami perubahan yang cepat dalam 20 tahun terakhir.
Menurutnya di tingkat kompetisi global ada pergeseran keseimbangan kekuatan di area geopolitik serta perluasan pengaruh ekonomi dan militer di beberapa negara.
“Di sisi yang lain, aliansi dan kemitraan geopolitik juga telah mengalami perubahan,” tambahnya.
Kini di tingkat kompetisi regional dalam beragam wilayah geopolitik, terjadi peningkatan persaingan antarnegara untuk dapat mempengaruhi serta mengamankan minat mereka sendiri yang mencerminkan persaingan politik dan ekonomi yang kompleks.
Selanjutnya perkembangan teknologi komunikasi dan perubahan digital sudah mungkin digunakan untuk interaksi yang semakin intensif antar-negara, baik di arena sosial, ekonomi, dan politik.
Dengan adanya teknologi juga memberikan latar belakang baru menciptakan konflik serta persaingan.
Tak cuma itu, kurun 20 tahun terakhir pun adanya peningkatan signifikan kecanggihan teknologi militer dan teknologi keamanan, dan kemajuan perkembangan siber yang memberikan keunggulan taktis di dalam pertempuran.