Kisah UMKM Keripik Pare di Bandung, Jebakan Membawa Berkah

JABAR EKSPRES – Jebakan pembawa berkah. Begitulah kisah yang dialami Sri Mulyati, warga Kebongedang, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat. Seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) keripik pare.

Langkah Sri saat melakoni bisnis keripik pare itu bisa dibilang tidak sepenuhnya mulus. Terutama saat memulai bisnis. Sri menceritakan, ia memulai usaha tersebut pada 2020 lalu.

“Saat Pandemi Covid,” jelasnya kepada JabarEkspres.com pada Sabtu, 12 Agustus 2023.

BACA JUGA: Ditengah Keterbatasan, Pria Tunanetra asal Cisaat Sukabumi Gigih Ais Rezeki

Sri awalnya adalah seorang penjual gorengan dan buah. Namun saat pandemic Covid-19, aktivitas penjualan terganggu. Maklum, ada pembatasan kegiatan ke luar rumah. Modal di kantongpun akhirnya menipis. Tersisa uang Rp130 ribu.

Sri memutar otak agar uang Rp130 ribu itu bisa menjadi sumber pendapatan baru. Ia kemudian mendapat saran dari kerabatnya untuk membuat keripik pare.

“Waktu itu saya percaya saja. Jadi langsung belanja bahan baku untuk mengolah pare,” sambungnya.

BACA JUGA: Berkenalan dengan Fotografer Masjid Al Jabbar, Sering Tekor ditinggal Pengunjung

Ternyata keripik pare buatan Sri waktu itu masih kacau. Tidak bisa krispi bahkan masih pahit. Parahnya lagi, ternyata si kerabatnya yang menyarankan membuat keripik pare itu bukan orang yang mahir mengolah keripik pare.

“Waktu itu iseng aja. Jadi saya seperti masuk jebakan,” katanya.

Namun Sri tidak menyerah begitu saja, uang Rp 130 ribu sudah terlanjur dibelikan pare dan bahan baku lain. Sehingga mau tidak mau, Sri harus mampu menghasilkan uang dari bahan yang sudah dibeli itu.

Sri kemudian memulai berbagai eksperimen untuk menghasilkan keripik pare yang enak. Ia belajar otodidak dengan memanfaatkan youtube ataupun mengikuti pelatihan – pelatihan. Hasilnya setelah eksperimen resep ke lima, keripik pare Sri itu berhasil. Rasanya enak dan krispi.

Kini, Sri juga telah menikmati manisnya bisnis Keripik Pare itu. Dalam sebulan ia mampu mengolah sekitar dua kwintal pare.

“Omset bisa tembus Rp5 – Rp10 juta sebulan,” tuturnya.

Kinipun Sri juga bersyukur karena telah berkecimpung untuk mengolah Keripik Pare.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan