Tragedi Kebakaran Hutan di Hawaii: 36 Orang Tewas, Ribuan Mengungsi

JABAR EKSPRESKebakaran hutan dahsyat yang melanda pulau indah Hawaii ini telah menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa yang mengguncang warga setempat.

Rumah sakit di Maui terjebak dalam situasi krisis, dengan sejumlah besar pasien luka bakar dan keracunan asap akibat kebakaran hutan di Hawaii ini.

Puluhan korban tewas, dengan jumlah yang terus bertambah, telah menjadi korban dari amukan kebakaran hutan yang tak terkendali ini.

Evakuasi mendesak telah diberlakukan di berbagai wilayah pulau ini, bahkan beberapa individu nekat memutuskan untuk melarikan diri ke laut guna menghindari jilatan api yang membara.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan Eropa dan Amerika Bisa Berdampak Bahaya untuk Tahun-Tahun ke Depan

Keluarga-keluarga diliputi kecemasan dan ketidakpastian saat mereka berusaha mencari tahu nasib kerabat yang hilang dalam kekacauan ini.

Kebakaran yang merusakkan tanah di Maui dan pulau sekitarnya terutama Pulau Besar Hawaii, disebabkan oleh kombinasi fatal kondisi cuaca ekstrem.

Ahli meteorologi terkemuka, Robert Bohlin dari National Weather Service (NWS) di Honolulu, menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti angin kencang, vegetasi kering, dan tingkat kelembapan yang rendah telah membentuk panggung bagi kebakaran ini.

Kekeringan yang parah, yang sudah lama melanda berbagai wilayah di negara bagian ini, menjadi lebih parah akibat angin pasat yang melemah, mengakibatkan kelangkaan hujan.

Monitor Kekeringan AS melaporkan bahwa kondisi ini telah menyebabkan rumput gersang dan tumbuhan lainnya mengering, menjadikannya layak terbakar dalam insiden kebakaran semacam ini.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan di Kanada Telah Merembet Hingga Perbatasan Amerika Serikat, Ratusan Hektare Dilahap si Jago Merah!

Ada faktor tambahan yang memperburuk situasi. Pola atmosfer yang ekstrem memunculkan tekanan tinggi di utara pulau dan tekanan rendah kuat di selatan, dalam bentuk Badai Dora.

Perbedaan tekanan ini mendorong angin bertiup dengan kencang. Robert Bohlin menjelaskan bahwa saat ini Hawaii berada di “sweet spot” antara dua pusat tekanan ini, yang mengakibatkan angin kencang yang mampu mempercepat pergerakan api.

Pantulan medan yang terjal di pulau ini juga berperan dalam memperkuat kecepatan angin, yang pada gilirannya dapat dengan cepat membantu api menyebar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan