Professor Aurik Gustomo, Perwakilan Narasumber yang juga merupakan Dosen SBM ITB menyampaikan terkait benefit perguruan tinggi mendapatkan akreditasi International AACSB.
“Jadi AACSB itu SBM ITB mendaftar pada tahun 2014, 10 tahun setelah SBM berdiri, saya kira di Indonesia, tidak banyak yang memiliki percaya diri, ketika 10 tahun berdiri, kemudian mendaftar akreditasi di salah satu akreditasi internasional yang termasuk dalam kategori “triple crown”, salah satunya adalah AACSB ini,” ujarnya.
Kenapa baru 10 tahun kita percaya diri untuk mendaftar? Karena kita ingin mengakselerasi, mendapatkan arah untuk melakukan perbaikan di sistem pembelajaran yang ada di SBM ITB.
“Jadi standar-standar yang ada, kita memiliki arah untuk mencapai semua standar-standar yang ada tadi. Misalnya, standar 1 berbicara tentang ke arah mana SBM mau dibawa, Prof. Geof tadi mengatakan, kita harus kemudian AACSB harus merumuskan misi yang unik (menjadi ciri khas), misalnya ya di ITB keunikannya mau jadi seperti apa Business School-nya itu? Karena kita dari lingkungan teknologi, maka SBM ITB harus masuk dalam satu misi untuk menjadikan business professional dengan basis technopreuneruship misalnya, karena kita ada di ITB,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, Itu yang menjadi arahan dari AACSB supaya kita mengikuti standar-standar yang ada. Di standar 9 ini, goalsnya adalah kita berada kita berada dari 17 elemen dari sustainable development goal. AACSB tidak berbicara impact kepada mahasiswa, tapi juga impact kepada society, bagaimana kita memberikan dampak buat masyarakat, dan manfaatnya itu sifatnya berkelanjutan yang terukur.
“Diukur misalnya 2 tahun lagi impactnya bagaimana, 5 tahun lagi impactnya bagaimana, 10 tahun lagi impactnya bagaimana. Jadi harus memberikan satu manfaat kepada masyarakat, sehingga mengurangi kemiskinan yang ada di wilayah yang menjadi binaan kita. Saya kira itu tambahannya, jadi prinsipnya dengan ikut AACSB kita mengakselerasi mutu dari pembelajaran yang ada di SBMITB,” tambahnya.
Purwanto (LAMEMBA) menambahkan terkait masih sedikit sekolah bisnis di Indonesia yang terakreditasi, Mengapa masih sulit mendapatkan akreditasi AACSB, High Quality, karena kualitas standarnya itu tinggi. Lalu apa keuntungannya dengan karakteristik dari sekolah-sekolah bisnis di Indonesia? Nah kita ini berpuluh tahun dalam pikiran dosen adalah mengajar, mengajar banyak kelas, mahasiswanya ratusan, harus menguji, harus memeriksa pekerjaan macam-macam sehingga dia lupa bahwa apa yang mereka ajarkan itu harus dilakukan.