JABAR EKSPRES – Sebuah klip singkat berdurasi 21 detik telah menjadi sorotan di media sosial setelah Juru Bicara Militer Ukraina, Sarah Ashton-Cirillo, menyebut pasukan militer Rusia sebagai ‘bukan manusia’. Video tersebut diunggah di platform baru bernama X (sebutan baru untuk Twitter) pada hari Sabtu (5/8).
Dalam video tersebut, Ashton-Cirillo berdiri di depan potongan karton berbentuk tentara yang mengenakan seragam militer Kremlin. Dengan nada mencemooh, dia membandingkan pasukan Ukraina dan Rusia, menyatakan bahwa “Kami adalah manusia, dan orang-orang itu sudah pasti bukan (manusia).” Pernyataannya menuai kritik dari berbagai pihak, dengan beberapa warganet menyebutnya “tidak menyenangkan” dan “menjijikkan”.
Baca Juga: Kontingen RI Jambore Pramuka Sedunia ke-25 Akan Ditampung di Jeolla Utara, Bukan di Seoul
Ashton-Cirillo melanjutkan dengan menggambarkan perbedaan mendasar antara Ukraina dan Rusia. Menurutnya, Ukraina telah lama berjuang untuk kebebasan, sementara Rusia dianggap berjuang untuk tirani dan kediktatoran.
Kontroversi ini semakin meruncing ketika Ashton-Cirillo merilis klip terpisah pada hari Minggu (6/8), di mana dia menggantung terbalik potongan karton yang mewakili tentara Kremlin. Dia mengungkapkan bahwa tindakannya ini adalah bentuk perayaan Hari Pasukan Terjun Payung Rusia, yang jatuh pada tanggal 2 Agustus.
Baca Juga: Rahul Gandhi, Tokoh Oposisi India, Kembali ke Panggung Parlemen Setelah Dihukum Pencemaran Nama Baik
Pernyataan kontroversial Ashton-Cirillo ini bukanlah yang pertama kali muncul dalam ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Sebelumnya, pejabat Ukraina, termasuk Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Aleksey Danilov, juga telah menyampaikan pernyataan serupa yang menyoroti perbedaan “kemanusiaan” antara kedua negara.
Rusia sendiri merasa geram atas munculnya sentimen Russophobia di Ukraina. Mereka berpendapat bahwa Kyiv telah mengambil langkah-langkah yang membatasi penggunaan bahasa Rusia setelah invasi tahun 2022, termasuk dalam pendidikan, media, dan kehidupan sehari-hari.
Kontroversi ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Ukraina dan Rusia tidak hanya terbatas pada ranah politik dan militer, tetapi juga melibatkan perdebatan tentang identitas dan pandangan manusia terhadap satu sama lain.