Jabar Ekspres – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Barat (BBKSDA Jabar), mengaku pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap kematian bayi harimau berusia satu bulan berjenis benggala, milik Youtuber Alshad Ahmad.
Diketahui, bayi harimau yang diberi nama “Cenora” tersebut mati pada tanggal 24 Juli 2023 kemarin. Bahkan kabar kematian “Cenora” tersebut, diunggah langsung oleh sepupu artis ternama Rafi Ahmad itu, melalui akun sosial media Instagram pribadinya.
BACA JUGA: Anggota Aktif, Managemen Bandung Zoo Sayangkan Langkah Pemkot yang akan Gandeng PKBSI
Kepala BBKSDA Jabar Irawan Asaad, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan sampel dari bagian organ dalam “Cenora” ke Laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk diketahui penyebab kematiannya.
“Karena kami bukan ahlinya untuk mengetahui penyebabnya apa, maka bersama dengan dokter hewan melakukan nekropsi, dicek dibedah dan segala macam ,terus sampelnya dikirim ke pusat laboratorium primata di IPB Bogor untuk mengetahui lebih lanjut (penyebab kematiannya. Tapi sampai sekarang belum keluar (hasilnya),” ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (29/7).
Irawan mengatakan, kematian “Cenora” bayi harumau benggala milik Alshad Ahmad tersebut mrupakan laporan ke- 6 yang diterima BBKSDA.
“Sebelumnya itu di tahun 2021 ada dua ekor (harimau) mati hasil laporannya itu karena prematur, lalu tahun 2022 mati dua (ekor) dalam kandungan, setelah itu ada satu mati karena infeksi di dalam perut dan catat, nah sekarang ini ada mati lagi satu dan kami, masih tunggu hasilnya seperti apa dari dokter,” ucapnya
Maka dari itu, Irawan mengimbau kepada masyarakat khusunya yang ingin memelihara bayi harimau, maka diwajibkan paham terlebih dahulu.
“Ini perlu dipahami, ini kan anak harimau maka harus hati-hati kita meliharanya. Dan saya yakin nanti dokter hewan akan mengeluarkan hasilnya seperti apa (penyebab kematian Cenora),” imbuhnya.
BACA JUGA: Tersangka Kasus Kematian Siswa Peserta MPLS SMPN 1 Ciambar Tidak Ditahan
“Jadi kami selalu begitu, semuanya berbasis ilmiah. Maka kami tunggu hasil dari dokternya, kami gak berani karena kami kan bukan dokter hewan, walaupun kami orang kehutanan, kami tetap menunggu hasil dari dokter hewan, tetap kami menunggu hasil dari laboratorium supaya pasti, kematian seperti ini,” pungkasnya. (San).