JABAR EKSPRES – Anime fenomenal, Record of Ragnarok, kembali mengguncang dunia hiburan dengan musim terbarunya yang dinantikan banyak pecinta anime.
Dalam season ini, pertarungan antara manusia dan dewa semakin menegangkan, memacu adrenalin para penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita epik ini.
Cerita Record of Ragnarok mengisahkan tentang konflik sengit antara manusia dan dewa yang dipenuhi dengan aksi menegangkan.
Di pihak manusia, seorang tokoh yang menjadi perwakilan mereka adalah Buddha, sementara di pihak dewa, Serofuku yang merupakan hasil gabungan dari tujuh dewa, akan melawannya.
Asal usul anime ini berasal dari manga yang sangat populer, yang berhasil mencatat penjualan lebih dari 10 juta kopi dan dipublikasikan dalam Monthly Comic Zenon.
Semuanya di mulai di sidang besar di Valhalla, tempat dewa-dewa dari berbagai mitologi dan kepercayaan berkumpul. Mereka akan memutuskan nasib umat manusia yang di nilai sebagai penyakit bagi bumi.
Namun, di saat-saat genting, muncul sosok Brunhilde, seorang Valkyrie setengah dewa, yang menantang para dewa untuk melakukan Ragnarok, sebuah pertarungan tak terelakkan yang akan menentukan nasib manusia.
Dalam Ragnarok, setiap pihak harus memilih 13 perwakilan yang akan bertarung satu lawan satu hingga titik darah penghabisan. Pihak yang berhasil meraih tujuh kemenangan akan menentukan takdir umat manusia.
Baca artikel lainnya: Saikyou Onmyouji No Isekai Tenseiki Episode 13, tonton di sini!!
Di musim kedua yang menggebrak ini, pertempuran semakin memanas. Perwakilan dari pihak dewa adalah Heracles, yang memiliki kekuatan yang luar biasa.
Sedangkan pihak manusia menyodorkan perwakilan yang tak terduga, yaitu Jack The Ripper, pembunuh berantai dari abad ke-19.
Babak berikutnya tak kalah menarik, karena kini giliran Shiva yang maju ke arena pertarungan. Di sisi lain, tokoh Serofuku adalah dewa kecil yang manusia puja-puja karena kemampuannya menarik rasa sakit dari rakyatnya.
Namun, ia merasa di abaikan dan tidak di hargai atas kesengsaraan yang ia tanggung.
Di tengah pertarungan epik ini, terjadi persaingan yang penuh gengsi antara Serofuku dan Buddha.
Sifat Serofuku yang termotivasi oleh rasa cemburu dan keinginan untuk membalas dendam, mendorongnya untuk bertekad meraih kemenangan dalam pertarungan ini.