Tidak hanya sanksi, Amerika Serikat juga berjanji memberikan bantuan militer kepada Ukraina, termasuk pengiriman artileri, amunisi, dan sistem pertahanan udara.
Dukungan militer ini bertujuan untuk membantu Ukraina dalam mempertahankan diri dan menghadapi ancaman keamanan.
BACA JUGA: PM Hungaria: Bergabungnya Ukraina Menjadi Anggota NATO Bisa Memicu Perang Dunia Baru
Tidak ketinggalan, Jerman turut berkontribusi dengan memberikan pasokan pertahanan baru berupa tank, peluru artileri, dan peralatan lainnya untuk memperkuat kekuatan militer Ukraina.
Sementara bantuan-bantuan tersebut disepakati, situasi di wilayah konflik terus memanas.
Baru-baru ini, Ukraina melancarkan serangan terhadap gudang amunisi Rusia di Crimea, yang menyebabkan evakuasi warga setempat hingga radius 5 kilometer.
Tentara Zelensky juga mengklaim telah menghancurkan depot minyak dan gudang tentara Rusia di distrik Oktiabrske, Krimea tengah.
Gubernur Krimea, Sergei Aksyonov, menyatakan bahwa serangan drone Ukraina menyebabkan ledakan di sebuah gudang amunisi, dan dampaknya terasa pada seluruh lalu lintas kereta api di daerah tersebut.
Pihak berwenang Rusia melaporkan bahwa 12 orang memerlukan bantuan medis akibat serangan tersebut, dan empat di antaranya telah dibawa ke rumah sakit.
Tidak hanya itu, beberapa hari sebelumnya, pasukan Zelensky juga melancarkan serangan terhadap jembatan Krimea.
Presiden Zelenskiy menyatakan bahwa jembatan itu merupakan target yang sah karena berfungsi sebagai jalur pasokan militer bagi Rusia.
Tegangnya situasi di wilayah tersebut menuntut adanya dukungan internasional bagi negara ini, dan berbagai negara telah memberikan janji bantuan sesuai dengan kapasitas masing-masing.
“Ini adalah rute yang digunakan untuk memberi makan perang dengan amunisi dan ini dilakukan setiap hari,” ungkapnya.
