Peresmian Pelepasliaran Orangutan di Ketapang

JABAR EKSPRES – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, secara resmi melepasliarkan orangutan dan bertemu dengan kelompok perempuan pemadam kebakaran hutan dan lahan yang merupakan bagian dari Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) selama kunjungan kerjanya ke Ketapang, Kalimantan Barat, pada Jumat.

Melalui siaran pers yang diterima di Jakarta pada hari yang sama, Moeldoko mengungkapkan penghargaan atas kerja keras YIARI sebagai mitra pemerintah dalam menjaga dan merawat satwa liar serta habitatnya.

“Saya sangat mengagumi anak-anak muda yang mengabdikan hidup mereka untuk merawat satwa, terutama orangutan. Saya melihat seorang anak perempuan yang seharusnya bisa hidup bahagia di kota, namun dia mengorbankan dirinya untuk menjaga orangutan di sini,” ucap Moeldoko.

BACA JUGA: Inflasi Kalimantan Barat 2023: Data Mengatakan Terkendali

Dalam acara tersebut, sekitar 1.500 orang dari kelompok dan komunitas yang didampingi oleh YIARI hadir. Mereka telah bekerja dan berkegiatan di bidang konservasi, pertanian berkelanjutan, dan pendidikan berwawasan lingkungan.

Beberapa kelompok yang hadir antara lain The Power of Mama (TPOM), Zwagery Generation, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH). Selain itu, juga hadir komunitas dan kelompok-kelompok etnis dan budaya lokal di Ketapang sebagai mitra strategis YIARI dalam mendorong semangat menjaga hutan dan keanekaragaman hayati di Kabupaten Ketapang.

Moeldoko memberikan apresiasi khusus kepada kelompok The Power of Mama (TPOM) yang didirikan oleh YIARI pada Juni 2022. Kelompok ini bertujuan untuk menggerakkan kesadaran masyarakat, khususnya kaum perempuan dan ibu rumah tangga di Ketapang, agar peduli terhadap lingkungan. TPOM secara rutin melakukan patroli dan sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal mereka agar terhindar dari risiko bencana kebakaran.

“Baru kali ini saya menemukan The Power of Mama, dan yang mengejutkan adalah mereka menghadapi tantangan yang bukan main-main, berani menghadapi api, apalagi tantangan lainnya. Di sini kita dapat belajar dari Ketapang, di mana orang-orang di tempat lain mungkin membakar hutan, namun di Ketapang, mereka semua siap untuk menghadapi kebakaran dengan sigap,” pujian Moeldoko.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan