Klaim Kasus Rabies Menurun, Dispernakan Bandung Barat Ajak Pecinta Hewan Cegah Virus

JABAR EKSPRES – Jumlah infeksi virus rabies di Kabupaten Bandung Barat mengalami penurunan signifikan dari tiga tahun lalu. Ditargetkan kasus virus rabies di 2023 semakin mengecil.

Berdasarkan catatan Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Bandung Barat pada tahun 2019, kasus rabies mencapai angka tertinggi yakni 41 kasus. Sementara pada tahun 2020 jumlahnya menurun hanya 14 kasus.

“Laporan di tahun ini nihil. Angka tertingginya di tahun 2019, di tahun 2020 berkurang. Sementara pada tahun 2021 anjing yang terpapar rabies bukan menyerang warga melainkan hewan ternak seperti ayam, itu di wilayah selatan Bandung Barat,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan), Acep Rohimat saat dihubungi, Jumat (21/7/2023).

Acep menyebut kasus gigitan hewan rabies salah satunya anjing paling sering terjadi di wilayah Bandung Barat bagian selatan yang jadi habitat anjing kampung dengan pemelihara ataupun yang liar.

Salah satu upaya untuk mencegah penularan rabies tersebut yakni dengan melakukan vaksinasi rabies terutama untuk anjing karena 90 persen kasus rabies di KBB akibat gigitan anjing.

“Selama tahun 2019 hingga 2021, cakupan vaksinasi rabies di 165 desa di KBB sudah mencapai 70 persen. Jumlah itu akan terus bertambah karena vaksinasi rabies hingga saat ini terus dilakukan,” terangnya.

Sementara, populasi hewan peliharaan yang terdata oleh Dispernakan Kabupaten Bandung Barat sekitar 1.400 ekor, dari ribuan hewan itu paling didominasi oleh anjing.

“Kita sudah berikan vaksin sebanyak 710 ekor, diantaranya 469 kucing, 237 anjing, dan 1 ekor kera,” katanya.

Untuk itulah, Acep mengajak komunitas pencinta hewan terutama pecinta anjing untuk ikut terlibat dalam gerakan pencegahan virus rabies.

“Paling utama saat ini adalah penanganan pada hewan pembawa rabies seperti anjing, kucing, dan kera. Anjing dan kucing harus dipelihara dan jangan sampai ada hewan pembawa rabies berkeliaran,” ujarnya.

Anjing menjadi fokus utama sebab menurut dia, hewan tersebut menjadi penghantar infeksi virus rabies paling dominan.

“Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai daerah seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95 persennya karena gigitan anjing yang terinfeksi,” tandasnya. (Mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan