JABAR EKSPRES – Sebuah bencana alam menghantam pabrik vaksin Pfizer di Carolina Utara pada hari Rabu lalu.
Pabrik ini, yang dikenal sebagai pabrik suntik steril terbesar di dunia, mengalami kerusakan parah akibat diterjang tornado, Rabu, 19 Juli 2023.
Perusahaan farmasi terkenal, Pfizer Inc, mengonfirmasi bahwa fasilitasnya di Rocky Mount mengalami kerusakan yang signifikan dan kini tengah melakukan penilaian dampak atas bencana tersebut.
Beruntung, dalam peristiwa tersebut, para karyawan yang bekerja di pabrik berhasil dievakuasi dan semua berada dalam keadaan selamat.
Tim dari Pfizer telah mengikuti protokol keselamatan yang ketat, memastikan keselamatan rekan-rekan mereka.
BACA JUGA: Wartawan Amerika Serikat Ditangkap di Belarus, Penangkapan Dianggap Merupakan Pelanggaran HAM
Pabrik di Carolina Utara ini memiliki peran krusial dalam memproduksi hampir 30 persen dari semua suntikan steril yang digunakan di rumah sakit di seluruh Amerika.
Selain itu, pabrik ini juga memproduksi berbagai produk farmasi vital seperti anti-infeksi, penghambat neuromuskuler, dan berbagai jenis vial yang diperlukan di sektor kesehatan.
Pihak Pfizer menyampaikan kabar tentang kejadian ini melalui akun Twitter resmi mereka.
Mereka menyatakan bahwa pabrik Pfizer di Rocky Mount mengalami rusak parah akibat tornado, tetapi para karyawan telah dievakuasi dengan selamat dan tidak ada korban jiwa.
Saat ini, tim dari Pfizer sedang bekerja keras untuk mengevaluasi dampak dari kerusakan yang diderita oleh fasilitas pabrik ini.
BACA JUGA: Penyelamat di Korea Selatan Membawa Delapan Mayat dari Terowongan yang Terendam Banjir
Upaya pemulihan dan perbaikan sedang dilakukan untuk segera mengembalikan pabrik ke kondisi operasional yang normal.
“Kami menilai situasi untuk menentukan dampak pada produksi,” tulisnya.
“Saya mendapat laporan tentang 50.000 palet obat yang berserakan di fasilitas dan rusak akibat hujan dan angin,” kata Keith Stone selaku Sheriff Nash County.
Erin Fox, seorang direktur farmasi senior di University of Utah Health, menyatakan bahwa pabrik tersebut mengalami kerusakan parah.
Kemungkinan besar, kerusakan ini akan menyebabkan kekurangan persediaan jangka panjang saat Pfizer berupaya untuk memindahkan produksi ke lokasi lain atau membangun kembali pabrik yang rusak.
