JABAR EKSPRES – Seorang jurnalis di Meksiko tewas ditembak di tempat parkir sebuah toko di kota wisata Acapulco, kata otoritas setempat. Ini adalah jurnalis kedua dari negara tersebut yang dibunuh dalam waktu seminggu.
Jaksa mengumumkan bahwa mereka telah memulai penyelidikan atas kematian Nelson Matus, yang tewas dalam penembakan dengan senjata api.
Kejadian ini terjadi beberapa hari setelah seorang wartawan lain ditemukan meninggal, dan Meksiko dianggap sebagai salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para jurnalis.
Nelson Matus, yang merupakan direktur dari outlet berita Lo Real de Guerrero, ditembak saat ia masuk ke dalam mobilnya di tempat parkir yang berlokasi di toko barang bekas.
Kantor kejaksaan negara bagian Guerrero menyatakan dalam pernyataan bahwa mereka “bertekad untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas” dan mengungkap kebenarannya.
BACA JUGA: Perang Ukraina-Rusia, Rusia Mencegat Serangan Drone Milik Ukraina
Matus telah bekerja sebagai jurnalis selama 15 tahun, dengan fokus melaporkan kekerasan di negara tersebut, kata Balbina Flores, delegasi Meksiko untuk organisasi kebebasan pers Reporters Without Borders, kepada AFP.
Menurut kelompok tersebut, lebih dari 150 wartawan telah tewas di Meksiko sejak tahun 2000 dalam serangan yang sering kali terkait dengan kartel narkoba yang kuat.
Flores menyatakan bahwa negara bagian Guerrero menghadapi tingkat kekerasan yang sangat tinggi, sehingga membuat jurnalis di sana menjadi lebih rentan.
Dia mengatakan bahwa “sebagian besar jurnalis dari negara bagian tersebut telah mengungsi” ke daerah lain atau bahkan ke luar negeri karena mereka telah menjadi korban serangan dan ancaman pembunuhan.
Pejabat menyatakan bahwa jenazah rekan jurnalis Luis Martin Sanchez, seorang koresponden dari surat kabar La Jornada, ditemukan minggu ini “dengan tanda-tanda kekerasan” setelah dilaporkan hilang.
BACA JUGA: Gelombang Panas Melanda Eropa: Italia Tercatat Mencapai 48 Derajat Celcius
La Jornada, sebuah surat kabar sayap kiri yang didirikan pada tahun 1985 di Kota Meksiko, telah kehilangan dua korespondennya yang paling terkenal: Miroslava Breach, yang terbunuh di Chihuahua pada Maret 2017, dan Javier Valdez, yang juga merupakan kontributor AFP, dibunuh di Sinaloa pada bulan Mei tahun yang sama.