Benarkah Tak Boleh Menikah di Bulan Muharam atau Suro?

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِننَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al A’raf: 131).

Kesialan dan beruntung itu adalah hak Allah Ta’ala dalam ketetapan takdirnya. Setiap Insan hanya dituntut untuk beriman, tanpa menduga-duga karena hawa nafsu tanpa ilmu yang benar.

Nabi Musa ‘alahissalam dan orang beriman sebagai pengikutnya adalah sebab datangnya kebaikan dan berkah. Karena para Rasul membuat perbaikan di muka bumi dengan ketaatan yang mereka perbuat, sehingga turunlah keberkahan itu.

Tinggalkan Balasan