Golangkan 20 Persen Dana Desa, Cicalengka Wetan Tingkatkan PADes Lewat Perpres 104 Tahun 2021

JABAR EKSPRES  – Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Ketahanan Pangan Binatang dan Nabati, jadi sorotan pemerintahan desa di berbagai wilayah Indonesia.

Pasalnya, dalam penerapan setiap desa diharuskan menggunakan anggaran dana desa sebesar 20 persen, untuk pengalokasian Perpres 104 tersebut

Berangkat dari hal tersebut, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat alokasikan 20 persen dana desa untuk kembang biakkan domba, itik serta membangun green house.

BACA JUGA: Dihelat 4 Bulan Lagi! Pelatih Timnas U-17 Gencar Lakukan Seleksi Pemain

Kepala Desa (Kades) Cicalengka Wetan, Nanang melalui Sekdes Cicalengka Wetan, Ardhi Saehari mengatakan, alokasi dana ketahanan pangan dan binatang sudah dikonsepkan, untuk perputaran ekonomi lokal serta pemberdayaan masyarakat.

“Kita golangkan di ternak itik, domba dan green house karena melihat target pasarnya di sana,” kata Nanang kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Selasa (11/7).

 

Diketahui, dalam Perpres 104 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara terkait penyaluran Dana Desa, di antaranya dana desa digunakan dengan tupoksi sebagai berikut

BACA JUGA; DBD di Bandung Barat Telan Korban, Dua Warga Meninggal Dunia

  1. Program Perlindungan Sosial berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa paling sedikit 40 persen.
  2. Program Ketahan Pangan dan Hewani paling sedikit 20 persen.
  3. Dukungan pendanaan Covid-19 paling sedikit 8 persen.

 

Ardhi menerangkan, pengembang biakkan tersebut disesuaikan dengan kesanggupan warga desa, baik dalam proses kepengurusan ternak dan kebun hingga pemasarannya.

 

Sejak awal 2023, pengembang biakkan hewan serta tanaman dari 20 persen dana desa tersebut, terpantau telah membuahkan hasil.

 

Untuk tanaman hidroponik dikelola secara terpusat, dengan membentuk green house di RW09. Sedangkan pengembang biakkan ternak itik dan domba, terbagi ke beberapa kelompok peternak.

 

“Itik sudah tiga kali panen, pembesaran kandang juga melalui swadaya hasil dari penjualan,” terang Ardhi.

 

Menariknya, dalam proses penanaman hidroponik, pupuk yang digunakan dibuat secara mandiri menggunakan bahan-bahan alami, ternasuk penggunaan pupuk kandang.

 

“Alhamdulillah untuk green house kita sudah tiga kali panen juga, namun sempat tergerus material tanah longsor jadi pembentukan ulang,” ungkap Ardhi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan