Kolaborasi Pemerintah dan Komunitas, dan Menghidupkan Sastra!

JABAR EKSPRES – Suharti, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menyatakan bahwa pemerintah membutuhkan kolaborasi dengan komunitas untuk menghidupkan sastra. Dalam acara Malam Sastra di Jakarta Timur, Suharti mengungkapkan prinsip Kemendikbudristek yang mementingkan gotong royong, kolaborasi, dan kerja sama. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak dapat memajukan sastra tanpa adanya kontribusi dari komunitas yang menghidupkannya.

Baca Juga: Top 5 Universitas untuk Jurusan IT Terbaik di Indonesia!

Suharti juga menyatakan bahwa Kemendikbudristek tidak ingin Malam Sastra hanya menjadi acara tahunan tanpa adanya bukti nyata. Melalui kerjasama dengan komunitas-komunitas yang telah dibina, Badan Bahasa telah menghasilkan banyak karya sastra berkualitas. Kurikulum merdeka belajar Kemendikbudristek juga mendukung pembelajaran berbasis proyek, dan kegiatan Badan Bahasa selalu menghasilkan proyek-proyek seperti musikalisasi puisi, revitalisasi bahasa daerah, penulisan bahan bacaan, dan konservasi sastra lisan, yang semuanya berhubungan dengan sastra.

Dalam acara Malam Sastra ini, Badan Bahasa Kemendikbudristek memberikan bantuan dana kepada 11 komunitas sastra dan 1 perseorangan, dengan total dana lebih dari Rp1 milyar. Suharti mendorong agar bantuan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menghidupkan sastra.

Suharti mengakui bahwa dalam era teknologi yang pesat, komunitas sastra dapat memanfaatkan berbagai platform untuk mengakses informasi yang disediakan oleh Badan Bahasa. Namun, menurutnya, kecerdasan buatan sehebat apa pun tidak akan bisa menggantikan pemikiran para sastrawan. Teknologi mampu menghasilkan kalimat-kalimat indah, seperti yang dapat dilakukan oleh kecerdasan buatan tersebut, tetapi tidak mampu menggantikan rasa dan pemikiran manusia, yang menjadi esensi dari sastra.

Baca Juga: Rekrutmen Guru Kemdikbud 2023! Berikut Mekanisme Pendaftaran

Suharti berharap bahwa melalui acara-acara dan diskusi semacam ini, akan muncul generasi baru sastrawan yang muda dan berbakat. Dia juga mengajak pemuda untuk merenung tentang masa depan dunia melalui puisinya berjudul “Dunia yang Kita Punya”, yang menggambarkan keinginannya untuk hidup dalam dunia di mana dia dapat tersenyum kepada siapa saja tanpa rasa takut atau dianggap gila.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan