Jangan Lengah! Dinkes Jabar Catat 7.521 Kasus DBD Sepanjang Januari hingga Juli 2023

JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) mencatat sepanjang bulan Januari hingga Juli 2023, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti berada diangka 7.512 kasus dengan kematian sebanyak 49 orang.

Ketua Tim Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jabar, Yudi Koharudin menyebutkan bahwa jumlah kasus DBD tersebut diakibatkan adanya faktor perubahan cuaca. Sehingga menimbulkan banyaknya genangan air di lingkungan masyarakat.

Lebih lanjut, Yudi Koharudin mengatakan bahwa Dinkes Jabar mengimbau masyarakat agar jangan lengah dalam menghadapi ancaman potensi berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

BACA JUGA: Geger Rabies! Dinkes Jabar Catat 741 Kasus Gigitan Selama Tahun 2023

“Ini akan menjadi potensi berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti (DBD) dan tentunya kami mengimbau kepada masyarakat jangan sampai lengah,” katanya saat dikonfirmasi JabarEkspres.com pada Senin, 10 Juli 2023.

Berdasarkan data yang diterima, Kota Bandung menduduki wilayah tertinggi untuk kasus DBD di Jabar. Bahkan Yudi Kiharudin menyebut ada sekira 1.021 kasus DBD di kota tersebut dengan angka kematian sebanyak 4 orang.

“Kota Bandung itu paling tinggi ada 1.021 kasus dengan kematian 4 (akibat DBD), Bekasi 699 Kematian 1, kabupaten Sumedang 558 kematian 3, kabupaten Bogor 540 kematian 2, dan Kabupaten Karawang 506 kematiannya 4,” katanya.

BACA JUGA: WHO Hapus Status Pandemi Covid-19, Dinkes Jabar Tunggu Regulasi Endemi dari Pusat

Maka dari itu, agar kasus DBD di Jabar tidak semakin meluas dan menimbulkan kematian semakin banyak, Yudi meminta kepada seluruh masyarakat untuk dapat menjaga pola hidup bersih dan sehat.

“Ini kami selalu wanti-wanti karena, kematian ini (akibat DBD) biasanya karena terlambat dibawa ke fasyankes (fasilitas Layanan Kesehatan). Jadi ini sangat hati-hati, manakala misalnya dirumahnya ada yang demam selama tiga hari lalu enggak turun-turun, itu harus segera dibawa ke fasyankes untuk di cek apakah DBD atau bukan,” lanjutnya.

Selain itu, Yudi juga menuturkan bahwa Dinkes Jabar juga telah mengirimkan surat edaran (SE) atau pemberitahuan kepada seluruh kabupaten kota untuk dapat meningkatkan kewaspadaannya terhadap kasus DBD.

“Sebetulnya kita sudah ngasih SE atau pemberitahuan ke Kabupaten kota supaya, disampaikan ke setiap fasyakes nya dan disampaikan ke masyarakat,” katanya, memungkasi. (San)

Tinggalkan Balasan