Mengenal Fenomena Aphelion, BMKG Sebut Suhu di Indonesia Lebih Dingin Meski Musim Kemarau

Istilah Perihelion dan Aphelion menggambarkan titik yang berbeda di orbit planet bumi dengan matahari. Diprediksi bumi mencapai Aphelion pada 6 Juli 2023, sementara Perihelion pada 2 Januari 2024. Meski demikian, posisi bumi tetap berada di orbit, sehingga tak menjadi faktor atau pengaruh secara signifikan terkait dampak suhu dingin di bumi.

Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, suhu dingin yang dirasakan akhir-akhir ini juga bukan karena jarak bumi dengan matahari yang berjauhan, melainkan akibat efek dari musim kemarau.

Ketika memasuki musim kemarau, awan yang ada di langit cenderung lebih sedikit, maka membuat bumi tidak memantulkan panas yang diserap pada siang serta malam hari saat pagi. Oleh sebab itu, udara pagi akan terasa lebih dingin dari biasanya.

Genevieve Soucail, astronom dari Institut Riset Astrofisika dan Planetologi (IRAP), di Toulouse, Prancis, berpendapat bahwa perubahan musim dipengaruhi oleh jarak antara bumi dan matahari. Namun bukan itu yang sebenarnya terjadi.

“Transisi ke Aphelion ataupun ke perihelion menciptakan sedikit perbedaan dalam arus cahaya yang diterima bumi. Namun perbedaan tersebut sangat kecil dan sama sekali tidak berhubungan dengan perubahan cuaca,” ucap Soucail.

Menurutnya, perubahan suhu musiman terjadi karena adanya variasi dalam insolasi matahari, yaitu energi matahari yang mencapai bumi, yang dihasilkan dari kemiringan poros rotasi bumi.
Hal tersebut menyebabkan semasa satu musim tertentu, planet bumi menerima radiasi matahari lebih banyak di belahan Selatan, dan semasa musim lainnya. Fenomena yang sama terjadi di belahan Utara.

“Suhu rata-rata selama musim panas di belahan Utara lebih tinggi dari yang di Selatan,” imbuh Soucail.

“Namun bumi berada dalam posisi lebih jauh dari matahari selama musim panas di belahan Utara dan Perihelion terjadi saat musim panas di belahan Selatan,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung menerangkan, saat ini wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah Timur ke Tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan