JABAR EKSPRES – Warga Cimahi bernama Yedi Salam sempat menghebohkan warga sekitar lantaran ia mengaku keluarganya kelaparan. Bahkan ia pun mengadu mellaui layanan ‘Lapor Pak Kapolres Reborn’.
Kisah memilihan keluarga Yedi Salam yang mengaku kelaparan hingga mengadu pada Lapor Pak Kapolres Reborn tersbeut menyita perhatian publik. Tak sedikit orang yang bertanya-tanya Bagaimana kronologinya hingga akhirnya ia dan keluarga dibantu oleh pihak kepolisian setempat.
Sebelumnya, Yedi Salam, sang kepala keluarga, warga Gang Aswari, RT 04 RW 02, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat itu mengirimkan pesan ke nomor Lapor Pak Kapolres Reborn.
BACA JUGA: Lurah Cibabat Buka Suara Soal Warga Cimahi Minta Pekerjaan ke Polres, Ternyata Begini Kondisi Ekonominya
Melalui pesan tersebut, Yedi Salam mengungkapkan keluh kesahnya kepada Lapor Pak Kapolres Reborn. Ia mengaku memiliki anak empat anak yang harus dinafkahi, sedangkan penghasilan dirinya tidak mencukupi untuk biaya sehari-hari.
“Anak saya 4 orang, butuh nafkah. Saya hanya guru les biasa yang berpenghasilannya tak seberapa,” pesan dari warga Cimahi tersebut melalui layanan Lapor Pak Kapolres Reborn.
Namun rupanya, pesan tersebut dari istri Yedi Salam, Devi yang saat ini ngontrak di sebuah rumah mungil di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sementara Yedi Salam tinggal bersama orangtuanya.
BACA JUGA: Warga Cimahi Ngaku Kelaparan, Lurah Cibabat Ungkap Fakta: Tercatat sebagai Penerima Berbagai Bantuan Pemerintah
Berdasarkan keternagan Yedi Salam, pesan yang dikirim ke Lapor Pak Kapolres Reborn merupakan pesan dari sang istri. Bahkan yang bekerja sebagai guru les Sekolah Dasar atau SD juga merupakan istrinya.
Tidak hanya itu, ia juga mengaku bahwa kondisi ekonomi keluarganya tengah kekuarangan. Pria 49 tahun itu saat ini berstatus sebagai pengangguran. Sejak sebelum pandemi Covid-19, ia mengaku sudah tak lagi bekerja.
Dengan demikian, ia mengaku tidak dapat memenuhi nafkah bagi istri dan keempat anaknya. Kemudian ia mengaku terakhir bekerja di tambang di daerah Sukabumi dan berhenti pada tahun 2012.
Sejak berhenti sebagai pekerja tambang, ia mengaku sempat melakoni berbagai macam profesi. Namun tak dijelaskan secara pasti profesi apa saja yang pernah dilakoninya. Lantaran tak ada pemasukan, istrinya yang bekerja sebagai guru les SD terpaksa melakoni profesi sebagai buruh cuci. Terlebih, kontrakan yang ditinggali anak dan istrinya sudah menunggak tiga bulan.