JABAR EKSPRES- Sejak munculnya rumor mengenai ketidaksesuaian Jakarta International Stadium (JIS) dengan standar FIFA, berbagai pihak termasuk Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta, Hasbiallah, telah memberikan komentarnya. Hasbiallah menyatakan bahwa pembangunan JIS awalnya telah mengikuti standar FIFA, dan PT Jakarta Propertindo (JakPro) selaku pihak yang bertanggung jawab telah mengklaim hal tersebut.
Menanggapi perbedaan pendapat antara Menteri PUPR dan JakPro, Hasbiallah menekankan pentingnya untuk langsung mengajukan pertanyaan kepada JakPro sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan stadion JIS. Ia menyatakan perlunya klarifikasi mengenai alasan mengapa stadion yang awalnya diklaim sesuai dengan standar FIFA kini tidak memenuhi standar tersebut. “Jika pembangunannya awalnya mengacu pada standar FIFA, mengapa saat ini tidak memenuhi standar? Hal ini menunjukkan adanya manipulasi, dan perlu kita telusuri lebih lanjut. Kita harus meminta penjelasan kepada JakPro mengenai hal ini,” tambahnya.
BACA JUGA: Padahal Rumput JIS Seperti di Stadion Bayern Munchen, Kok Bisa Dicap Tidak Standar FIFA? Ini Menurut Ahli
Stadion megah Jakarta International Stadium (JIS) ternyata tidak memenuhi standar FIFA, dan hal ini disebabkan oleh kondisi rumput yang tidak sesuai dengan aturan FIFA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana untuk melakukan renovasi pada JIS menjelang Piala Dunia U-17.
Salah satu masalah utama adalah rumput di JIS, yang menurut evaluasi dari seorang ahli agronomi yang juga mengevaluasi 22 stadion, termasuk yang menggunakan rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) saat Asian Games, jelas tidak memenuhi standar FIFA. Menteri PUPR, Basuki, menyatakan hal ini setelah melakukan tinjauan di JIS bersama Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi, pada Selasa (4/7).
Kondisi rumput jenis japonica di JIS dinilai tidak ideal karena ditanam pada karpet sintetis. Hal ini menyebabkan pertumbuhan rumput tidak sesuai dengan kebutuhan pertandingan. “Rumput jenisnya adalah japonica, tetapi ditanam di karpet sintetis. Inilah masalahnya. Medianya dangkal sehingga akar tidak dapat tumbuh dengan baik. Rumput sebagai makhluk hidup membutuhkan sinar matahari dan air yang cukup. Namun, karena akarnya dangkal, air dan sinar matahari tidak terpenuhi dengan baik. Rumput ini memerlukan sinar matahari penuh selama 8 jam sehari,” jelas ahli agronomi, Qamal Mustaqim.