JABAR EKSPRES – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Depok sudah berjalan. Saat ini, pendaftaran baru dibuka melalui jalur afirmasi dan jalur prestasi. Seperti yang dilakukan oleh SMPN 17 Depok yang ditunjuk menerima siswa melalui jalur afirmasi yang didalamnya juga menerima siswa inklusi.
Menurut kepala Sekolah SMP N 17 Depok, Totong Herdiman, mekanisme PPDB di sekolahnya sama seperti yang diberlakukan sekolah lain di Kota Depok, karena sudah ada petunjuk teknis dari Dinas Pendidikan Kota Depok, karena semua pendaftaran dilakukan secara daring.
Menurutnya, pendaftaran dilakukan melalui jalur zonasi sebesar 50 persen, afirmasi sebanyak 25 persen, prestasi sebesar 20 persen dan perpindahan tugas orang tua sebanyak 5 persen. Pihaknya mengatakan sekolahnya menerima pendaftaran sebayak 9 rombongan belajar (rombel) atau sekitar 288 siswa.
“Saat ini yang baru selesai 2 jalur yaitu afirmasi dan prestasi,” pungkas Totong saat dikonfirmasi oleh wartawan JabarEkspres.com pada Rabu, 5 Juli 2023.
Baca juga: Pemda Sumedang Serahkan SK Pengangkatan Ratusan PPPK Tenaga Honorer!
Sementara itu, Wakasek Bidang Kurikulum SMP 17 Kota Depok, yang juga bertugas sebagai sekretaris PPDB di SMPN 17 Depok, Suntoro mengatakan untuk dua jalur yang sudah berjalan jalur afirmasi dan jalur prestasi secara teknis sudah memiliki kuotanya masing-masing.
“Saat ini yang sudah selesai prestasi dan afirmasi. Untuk afirmasi, saat ini kuota sudah penuh sebanyak 66 siswa dari kategori orang tua tidak mampu. Sementara kategori inklusi untuk siswa berkebutuhan khusus kuotanya 6 orang. Inklusi sudah ada yang mendaftar tetapi belum ada yang memenuhi kriteria,” kata Suntoro.
Kita sudah spsialisasikan soal kuota siswa inklusi ini melalui camat dan lurah. Tetapi, masyarakat mungkin belum terinformasikan dengan baik. Dia menambahkan, untuk inklusi harus ada surat keterangan dari psikolog dan juga sekolah asal anak berkebutuhan khusus.
Menurutnya tahun 2023 SMPN 17 Depok baru ditunjuk sebagai sekolah inklusi. Tetapi pihaknya mengaku belum memiliki guru yang secara khusus menangani siswa inklusi. Namun pihaknya mengaku siap untuk menerima siswa inklusi.
“Sebenarnya, untuk inklusi ini kebanyakan orang tua tertutup dengan kondisi anaknya. Karena orang tua yang terus terangan dengan kondisi anaknya. Kalau dari segi fisik memang sudah terlihat, tapi kalau dari mental anak kan harus ada pembuktian khusus,” kata Suntoro.