JABAR EKSPRES – Polisi gerebek rumah tempat aborsi di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus). Bahkan tempat itu juga dicurigai masyarakat menampung Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Sebelumnya, polisi mendapatkan laporan dari masyarakat yang mencurigai aktivitas di rumah tempat Aborsi tersebut. Mereka menduga rumah itu juga menampung TKI.
Dari laporan tersebut, polisi melakukan tindaklanjut dengan penyelidikan dan pendalaman. Hal itu bertujuan untuk memastikan soal dugaan praktek aborsi dan tampung TKI di rumah tersebut
BACA JUGA: Rumah Tempat Aborsi di Jakpus Digerebek Polisi, 7 Orang Berhasil Diamankan
Bahkan dari penggerebekan, polisi berhasil mengamankan 7 orang untuk dikintai keterangan.
Terkait penggerebekan rumah tempat aborsi di Jakpus itu diungkap oleh Kapolres Metro Jakpus, Kombes Pol Komarudin. Ia menuturkan bahwa di lokasi tersebut mencurigakan warga sekitar karena aktivitasnya yang tertutup.
“Dari masyarakat bahwa ada aktivitas yang sangat mencurigakan dari seorang warga baru yang diduga baru,” kata Komarudin.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa berdasarkan keterangan masyarakat aktivitas penghuni rumah tersebut sangat tertutup.
“Dan aktivitasnya sangat tertutup,” katanya, menambahkan.
Kecurigaan dari warga sekitar menguat ketika melihat ada beberapa orang wanita yang berbeda silih berganti datang ke rumah tersebut. Lokasi tersebut bahkan sempat diduga menjadi tempat penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI).
“Mobilisasi hanya mobil yang datang dan pergi termasuk beberapa wanita yang lebih banyak masuk ke dalam. Dugaan sementara dari warga ini tempat adalah untuk menampung para TKI,” kata Komarudin dalam keterangannya, dikutip JabarEkspres.com dsri PMJ News pada Kamis, 28 Juni 2023.
Akirnya tim PPA Satreskrim Polres Metro Jakpus pun melakukan penyelidikan pendalaman. Ia mengatakan bahwa pihaknha berhasil mengungkap dugaan prakter aborsi.
“Dari sanalah kami melakukan penyelidikan, pendalaman, dan alhamdulillah tim dari Unit PPA Satreskrim Polres Jakarta pusat berhasil mengungkap bahwa telah terjadi dugaan aborsi,” lanjutnya.
Dari pengungkapan kasus tersebut didapati 7 orang yakni diantaranya berinisial SN dan NA yang menjadi penggugur janin bayi serta SM yang merupakan sopir pengantar jemput.
Selain itu juga terdapat empat orang wanita yang menjadi pasien aborsi di lokasi tersebut yakni J, AS, dan RV yang sudah melakukan aborsi. Sementara pasien berinisial IT merupakan pasien yang baru datang ke lokasi.