Aksi Protes Massa Terhadap Regulasi AI Menyulut Kontroversi di Uni Eropa

JABAR EKSPRES – Para pemain kunci kecerdasan buatan (AI) menuju pertarungan pengawasan yang seru. Pada bulan ini, para legislator memberikan suara terhadap AI Act Uni Eropa dalam salah satu upaya penting pertama untuk mengatur sektor yang baru ini.

Negara-negara lain juga berlomba-lomba merancang aturan. Meskipun para pemimpin industri seperti bos OpenAI, Sam Altman, memperingatkan bahwa beberapa pendekatan terlalu membebani, risiko mengikuti permohonan khusus melebihi bahaya menekan teknologi baru.

AI berkembang dengan begitu pesat sehingga bahkan belum ada kesepakatan apakah ia memerlukan regulasi khusus.

Melansir dari Reuters Seperti yang dicatat oleh pengusaha ventura Marc Andreessen, model AI terdiri dari kode dan algoritma seperti program komputer lainnya. Yang membedakan adalah bahwa mereka tidak mengikuti instruksi yang ditetapkan oleh manusia secara mekanis, melainkan mengambil kesimpulan secara independen.

Baca Juga: Pasukan Wagner di Belarus Mengkhawatirkan Sekutu NATO di Eropa Timur

Itulah mengapa AI dapat memberdayakan alat pembuat foto untuk menciptakan gambar-gambar yang terlihat seperti orang sungguhan.

Selain itu, kemampuan model AI untuk mengekstrapolasi data dengan kecepatan tinggi menjelaskan mengapa hampir setiap industri menggunakan teknologi ini dengan harapan meningkatkan produktivitas.

Keuntungan AI Menciptakan Masalah Besar

Keuntungan-keuntungan ini juga menjadi alasan mengapa AI dapat menciptakan masalah besar. Melatih model berdasarkan kumpulan data tertentu dapat mereplikasi bias sejarah manusia, menyimpang dari persetujuan hipotek atau lamaran pekerjaan. Kemampuan AI untuk belajar dari data yang tersedia secara bebas juga menimbulkan pertanyaan besar tentang pelanggaran hukum hak cipta. Dan potensi teknologi untuk dengan cepat menggantikan banyak pekerjaan membuat para politisi cemas dengan wajar.

Membangun pengaman tidaklah mudah. Karena model AI dapat mereplikasi tugas yang dilakukan oleh manusia, lebih sulit untuk membedakan yang mana yang mana. Kemampuan model untuk membuat keputusan yang tampaknya independen juga memperumit batas tanggung jawab – dan membuat lebih sulit bagi desainer atau badan resmi untuk memantau model tersebut.

Meskipun tantangan-tantangan ini, pemerintah telah sepakat pada beberapa prinsip umum. Kesepakatan pada tahun 2019 yang dijajaki oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan menetapkan bahwa AI harus transparan, tangguh, akuntabel, dan aman. Namun, di luar keumuman tersebut, terdapat perbedaan pendapat yang luas tentang apa yang dianggap sebagai AI, apa yang harus dipecahkan oleh regulator, dan sejauh mana mereka perlu menegakkan tujuan mereka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan