JABAR EKSPRES- Setelah menggemparkan dunia dengan Taylor Swift Law, sekarang pengaruh Taylor Swift kembali terasa untuk perekonomian Amerika Serikat.
Konser “Eras Tour” yang sedang dilaksanakan oleh Taylor Swift berpotensi menghasilkan hingga sekitar $5 miliar (Rp75,22 triliun) untuk ekonomi di Amerika Serikat.
Perkiraan penghasilan $5 miliar untuk perekonomian AS itu diluncurkan oleh riset dari QuestionPro.
Berdasarkan riset tersebut, orang yang pergi ke konser Taylor Swift diperkirakan mengeluarkan sekitar $1.300 per event untuk biaya hotel, akomodasi transportasi dan pakaian.
Seperti yang sudah diketahui, perekonomian AS saat ini sedang melambat karena tingkat suku bunga yang dinaikkan akibat inflasi yang tinggi. Bahkan, ekonomi AS terancam mengalami resesi.
Namun, Eras Tour menjadi titik terang bagi pergerakan ekonomi AS.
Kabarnya, berbeda dengan saat pandemi, masyarakat sekarang mencari pengalaman, sehingga mereka rela mengeluarkan uangnya untuk konser itu.
Tapi beberapa pihak dari pemerintah justru mengkhawatirkan naiknya pengeluaran masyarakat tersebut.
Pasalnya, bank sentral tengah menaikkan suku bunga secara agresif beberapa tahun ke belakang ini demi menurunkan laju pengeluaran masyarakat.
Namun, ini masih menjadi perdebatan apakah konser ini akan mempengaruhi laju inflasi atau tidak.
Penghasilan dari konser Eras Tour yang diadakan oleh penyanyi berusia 33 tahun itu diperkirakan sekitar $11 juta sampai $12 juta per konser melalui penjualan tiket.
Dan kabarnya Taylor Swift sendiri mendapatkan sekitar $10 juta per show.
Sementara itu, analis dari The Wall Street Journal memperkirakan “Eras Tour” bisa menghasilkan keuntungan sekitar $1 miliar saat konser ini selesai pada 16-17 Agustus 2024.
Namun, pihak resmi dari Taylor Swift sendiri belum mengumumkan keuntungan dari konser ini.
Jika perkiraan itu benar, Eras Tour bisa menyalip posisi tur “Farewell Yellow Brick Road Tour” dari Elton John yang menghasilkan keuntungan $887 juta dan dinobatkan sebagai konser paling menguntungkan hingga saat ini.