Intelijen AS Mengungkap Identitas 3 Pekerja Lab Wuhan sebagai Pasien Pertama COVID-19!

JABAR EKSPRES – Penyelidikan Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) mengenai asal usul pandemi COVID-19 telah menemui titik terang. Menurut laporan mereka yang dirilis baru-baru ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan, China.

Namun, laporan tersebut mengungkapkan fakta menarik seputar tiga ilmuwan di laboratorium Wuhan yang mengalami sakit pada saat yang sama. Ben Hu, Ping Yu, dan Yan Zhu, ketiganya terlibat dalam penelitian tentang modifikasi genetik virus Corona. Mereka diduga menjadi tiga pasien pertama COVID-19 yang sebelumnya disebut-sebut sebagai sumber penyebaran virus tersebut.

Para peneliti ini bekerja di Laboratorium Wuhan dan dilibatkan dalam penelitian di Institut Virologi Wuhan (WIV) terkait virus corona yang mirip SARS. Mereka melakukan pengubahan genetik pada virus hewan di laboratorium untuk membuatnya lebih mudah menular.

Baca Juga: Ekonomi Global Tak Pasti, Menkeu Sebut Modal Asing Masuk ke RI Masih Tinggi

ODNI, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, mengungkapkan bahwa informasi yang mereka peroleh tidak mendukung klaim-klaim baru-baru ini. Mereka belum dapat memastikan apakah tiga ilmuwan tersebut benar-benar bekerja dengan virus Corona yang menjadi sumber pandemi atau punya hubungan dekat dengan asal mula penyakit ini. Meskipun gejala yang dialami oleh para ilmuwan tersebut sebagian besar konsisten dengan COVID-19, beberapa gejala lainnya tidak sesuai.

Laporan intelijen juga menyatakan ketidakpastian apakah ketiga ilmuwan tersebut sedang menangani virus hidup dalam pekerjaan mereka atau tidak. Komunitas intelijen AS menyimpulkan bahwa informasi yang mereka miliki tidak mendukung atau membantah hipotesis tentang asal usul pandemi ini, karena gejala yang dialami oleh para peneliti dapat disebabkan oleh berbagai penyakit lainnya.

Meskipun demikian, laporan ODNI tidak menutup kemungkinan bahwa terjadi kebocoran virus dari Laboratorium Wuhan. Namun, banyak pihak dalam badan intelijen AS tetap mempercayai bahwa virus ini muncul secara alami dan kemungkinan menular dari hewan seperti kelelawar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan