Bandung Menuju Kota Inklusi

“Sepanjang jalan tadi ternyata banyak motor dan mobil yang parkir liar. Kami juga bantu mengimbau agar para PKL tidak berjualan di atas trotoar,” beber Hani.

Di timnya ada pula seorang lansia berusia 76 tahun bernama Opar Sopariah. Meski umurnya sudah lebih dari setengah abad, tak mengurungkan semangat Opar untuk menyuarakan keadilan bagi pejalan kaki.

“Saya mau ikut ini untuk mengimbau ke masyarakat agar menjaga trotoar tetap aman dan nyaman digunakan pejalan kaki. Termasuk untuk kami para lansia,” ungkap Opar.

BACA JUGA: DKP Jabar Tebar 300.000 Benur Udang Vannamei di Karawang

Menanggapi kegiatan tersebut, Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi menyampaikan, inklusi bukan hanya terkait fasilitas, tapi juga pola pikir dan perilaku masyarakat.

“Jika fasilitas sudah inklusif, tapi perilaku masyarakat belum menunjukkan inklusif ini juga akan menyulitkan para pejalan kaki,” papar Didi.

Untuk itu, kegiatan ini akan rutin dilakukan setiap Kamis. Rencananya, jalur yang akan dilalui selanjutnya mulai dari Jalan Ahmad Yani sampai Dago.

“Tapi titip kumpulnya di Gedung Wanita. Kita akan audit bersama lagi. Bukan hanya trotoar, tapi juga beberapa ramp akan dibuat,” turur Didi.

“Harapannya, para pejalan kaki terutama teman-teman disabilitas bisa mandiri berjalan di trotoar dengan aman dan nyaman,” pungkasnya. (Mg1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan