JABAR EKSPRES – Kasubdit Kontra Radikal Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Budi Novijanto mengatakan bahwa ada hubungannya antara pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun dengan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW 9).
Densus 88 juga mengungkapkan bahwa dugaan terhadap ponpes Al Zaytun tersebut didapat dari penelitian dan pengakuan eks NII KW 9.
Lebih lanjut, Densus 88 membeberkan soal hubungan antara Al Zaytun dan NII KW 9.
Baca Juga:Soroti Dugaan Pungli di Rutan KPK, Mahfud MD: Harus Dibuka ke Publik dan Ditindaklanjuti!Temukan Peristiwa Pidana, Kapolri Polda Metro Jaya Beberkan Dugaan Kebocoran Dokumen di KPK
di antaranya yakni ditemukannya ajaran yang dipraktikkan NII KW 9 yaitu dengan memobilisasi dana dengan mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan.
Kemudian pada ajaran NII KW 9 juga ditemukan adanya penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang.
Bahkan ditemukan juga ajaran NII KW 9 terkait paham takfiri atau menghukumi kafir kelompok-kelompok di luar NII KW 9.
Budi juga menegaskan bahwa berdasarkan pengamatannya, pelaku teror berasal dari intoleransi.
Selanjutnya, Budi mengatakan bahwa NII KW 9 tidak menggunakan cara teror yang melaksanakan aksinya seperti Jamaah Islamiah (JI).
“Di sini kita lihat bahwa pelaku teror berasal dari akar yang sama yaitu intoleransi.
Kemudian juga NII pragmatis atau NII KW 9 itu tidak menggunakan cara teror yang melaksanakan aksinya seperti disebut tadi,” katanya.
Baca Juga:Polda Jabar Sanksi Oknum Polisi Diduga Terlibat Penipuan Rekrutmen Polri di CirebonJelang Pemilu 2024, KPU Tegaskan Bakal Beri Informasi Secara Terbuka Terutama pada Jurnalis
Akan tetapi, lanjutnya, Panji Gumilang pimpinan Al Zaytun melakukan cara dengan menyuburkan perekrutan calon-calon teroris dengan meletakan dasar-dasar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Namun yang dilakukan Panji Gumilang adalah menyuburkan perekrutan calon-calon teroris dengan meletakan dasar-dasar militansi serta kebencian kepada NKRI,” kata Budi, dikutip JabarEkspres.com dari YouTube Padasuka TV pada Rabu, 21 Juni 2023.
Hal tersebut disampaikan oleh Budi pada saat mengisi seminar dengan topik “di Balik Polemik Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu” yang diselenggarakan oleh BEM UNUSIA.