Pro Kontra Pelaksanaan Wisuda TK hingga SMA, Komisi IV Minta Disdik Kaji Ulang

JABAR EKSPRES – Maraknya pelaksanaan wisuda yang digelar satuan pendidikan mulai di tingkat SD hingga SMA memunculkan pro kontra antar wali murid.

Sebab, tidak sedikit dari orang tua murid yang mengeluhkan kegiatan wisuda tersebut karena menganggap seharusnya wisuda hanya untuk tingkat pendidikan perguruan tinggi.

Hal itu disampaikan, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri. Menanggapi fenomena tersebut, dirinya mengaku akan memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk menelisik persoalan yang ada agar dikaji lebih dalam.

BACA JUGA: Ketua Bappilu Gerindra Kabupaten Bogor Optimis Bisa Pertahankan Kemenangan

“Fenomena wisuda untuk pelajar ini juga muncul di sekolah-sekolah di Kota Bogor. Kita ingin meminta penjelasan dari Disdik. Sekaligus kami ingin memetakan dan mengevaluasi acara seremoni wisuda yang telah di keluhkan oleh wali murid,” ungkapnya dikutip Senin, 19 Juni 2023.

Pihaknya juga mempertanyakan esensi dari kegiatan wisuda yang digelar oleh sekolah-sekolah, apakah bentuk momen bersejarah atau hanya pemborosan yang terlalu diromantisasi.

Sehingga, menurut ASB -sapaanya- perlu adanya surat edaran dari Disdik kepada pihak sekolah agar mempertimbangkan pelaksanaan wisuda tersebut.

“Pihak sekolah pun harus memahami, tidak semua wali murid bisa menerima wisuda. Ada yang pro ada yang menolak bahkan mengecam wisuda TK sampai SMA,” paparnya.

“Jangan sampai kita membudayakan kegiatan teaterikal yang sebenarnya tidak terlalu urgen dan malah menghabiskan banyak dana,” lanjutnya menegaskan.

Politisi PPP itu menjelaskan, sejatinya definisi dari wisuda adalah upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan.

Di kalangan akademik, wisuda merupakan penanda kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas dan mendapatkan gelar pendidikan.

Sehingga, jika wisuda tingkat TK sampai SMA hanya bertujuan menyerahkan ijazah dan tidak ada prosesi penyematan gelar atau pengakuan terhadap gelar akademis, sudah sepatutnya kegiatan ini ditiadakan.

“Justru kita kuatir, ini menjadi ajang gengsi orang tua murid dan sekolah yang mahal harganya. Demi acara yang tidak lebih teaterikal semata. Kita berharap, sekolah jangan malah ikut mereduksi makna wisuda menjadi acara tahunan yang menghamburkan dana,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan