JABAR EKSPRES- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana mengadakan konferensi pada tanggal 19 Juni 2023 untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan bagi Sudan.
Stephane Dujarric, Juru Bicara PBB, mengatakan, “Akan ada pertemuan tingkat tinggi untuk mendukung rencana tanggap kemanusiaan di Sudan,” kepada wartawan pada hari Senin (12/6).
Konferensi tersebut akan diadakan bersama dengan Mesir, Jerman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Eropa.
Sudan sedang mengalami kekerasan akibat konflik antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di negara Afrika tersebut.
PBB menyebut situasi kemanusiaan di Sudan sangat darurat karena pasokan bahan-bahan penting untuk kelangsungan hidup masyarakat menjadi langka di pusat-pusat perkotaan yang terdampak pertempuran.
Menurut UNICEF, lebih dari 13,6 juta anak membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa di Sudan, jumlah tertinggi yang pernah tercatat di negara tersebut selama pertempuran sengit.
Data PBB menunjukkan bahwa lebih dari 700 orang tewas, termasuk 190 anak-anak, dan 6.000 orang lainnya terluka.
Selain itu, lebih dari satu juta penduduk telah mengungsi dan setidaknya 840.000 orang mencari perlindungan di daerah pedesaan dan negara bagian lain. Sekitar 250.000 orang telah melintasi perbatasan Sudan.
Konflik tersebut dipicu oleh ketidaksepakatan antara kedua pihak selama beberapa bulan terakhir mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata Sudan.
Integrasi merupakan syarat utama dari perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.
Sudan telah tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan mengumumkan keadaan darurat.
Tindakan militer tersebut dikritik oleh banyak pihak politik sebagai kudeta.
Masa transisi, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilihan umum pada awal 2024.
