JABAR EKSPRES, BANDUNG- Upaya pemerintah agar Indonesia menjadi negara maju, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengajak mahasiswa khususnya untuk mahasiswa kewirausahaan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) untuk menjadi entrepreneur milenial dengan mengikuti kuliah umum bersama Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Teten Masduki, di Auditorium Lantai 6 Gedung Freeport SBM ITB, Senin (12/6).
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, Salah satu syarat untuk menjadi sebuah negara maju, suatu negara minimal memiliki 4 persen dari populasinya sebagai pengusaha. Sayangnya, pada saat ini Indonesia baru mencapai persentase 3.47 persen yang masih dianggap rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura 8.6 persen serta Malaysia dan Thailand di atas 4.5 persen.
Menteri Teten menjelaskan, saat ini generasi muda khususnya lulusan perguruan tinggi perlu menjadi seorang job creator, bukan lagi menjadi job seeker. Untuk itu pemerintah menargetkan di tahun 2024 mendatang rasio kewirausahaan nasional menjadi 3,95 persen dan penumbuhan wirausaha baru sebesar 4 persen.
“Kita ingin menyiapkan entrepreneur baru terutama dari kalangan terdidik salah satunya dari mahasiswa di kampus ITB. Kita ingin kampus menjadi inkubator, sehingga sejak mahasiswa sudah bisa dipersiapkan agar mereka punya rencana bisnis dan didampingi terus usahanya, sehingga begitu lulus sudah punya usaha,” jelas MenKopUKM, Teten Masduki, saat menyampaikan Kuliah Umum yang mengusung tema Kebijakan Pemerintah Bagi Pengembangan Kewirausahaan Millenial.
Turut hadir Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Asisten Deputi Pengembangan Ekosistem Bisnis Irwansyah Putra, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring, Ketua Prodi Sarjana Kewirausahaan SBM ITB Sonny Rustiadi, dan Sekretaris Senat Akademik ITB Wawan Dhewanto.
Menteri Teten mengatakan pelaku UMKM khususnya dari kalangan terdidik harus mulai merintis usaha dengan berbasis potensi domestik dan berbasis teknologi. Dengan dua modal dasar ini akan menjadikan produk UMKM yang diciptakan lebih memiliki daya saing yang tinggi, terlebih jika produknya berdasarkan hasil riset dan pengembangan.
“Kalau mau memulai bisnis semua harus berbasis digital mulai dari pencatatan hingga proses produksi, semua perlu didigitalisasikan karena dalam perkembangannya bukan lagi aset tapi rekam jejak digital usaha. Jadi semakin sehat akan semakin mudah mendapatkan modal usaha,” kata Menteri Teten.