Dampingi Korban Perundungan di Cicendo, DP3A Bandung Tunggu Hasil Pemeriksaan Polisi

JABAR EKSPRES – Kasus Perundungan atau bullying di kalangan anak-anak dibawah umur ini kembali terjadi di Kota Bandung.

Bahkan, aksi tersebut juga viral di media sosial (Medsos) menyusul beredarnya video yang menunjukkan sekolompok anak-anak berusia dibawah umur tengah melakukan tindakan kekerasan dengan cara memukul dan menendang korban.

Menanggapi hal itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung mengaku sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Sebab, menurut Kepala DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati bahwa kasus tersebut kini tengah ditangani oleh pihak kepolisian khususnya dari Polrestabes Bandung.

“Untuk kasus ini (aksi perundungan di Cicendo) itu masih ditangani oleh pihak berwenang (kepolisian), jadi dari mulai malam kemarin setelah viral (di medsos) itu sudah ditangani oleh Polsek dan Polrestabes Bandung dan sampai saat ini,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (10/6/2023).

Meski tengah ditangani oleh pihak kepolisian, Uum mengaku melakukan pendampingan pada korban maupun para pelaku saat dimintai keterangannya.

“Jadi ini masih berjalan (proses pemeriksaan), karena karena kalau pelaporan kekami (DP3A Kota Bandung) itu tidak ada, tetapi tugas kami karena anak-anak ini sedang dimintai keterangan, kami hanya mendampingi saja,” katanya.

“Jadi sampai saat ini kami belum menggali informasi apapun dari anak-anak (baik pelaku maupun korban),” sambungnya.

Meski begitu, Uum menuturkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan upaya pendampingan khususnya kepada korban, setelah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian.

“Kami masih menunggu hasilnya seperti apa dari pihak kepolisian, cuman yang pasti tugas kami adalah melakukan pendampingan kepada kondisi psikis anak terutama pada korban. Tetapi kami juga akan melihat kepada pelaku, mungkin dari sisi lingkungannya seperti apa,” pungkasnya.

Untuk diketahui, aksi perundungan tersebut terjadi di Wilayah Cicendo Kota Bandung pada Jum’at, 2 Juni 2023 lalu. Bahkan korban dan para pelaku masih sama-sama duduk dibagku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan