Sejak Direlokasi, Pedagang Pasar Banjaran Tetap Bertahan Meski Pembeli Berkurang

JABAR EKSPRES – Pasar Sehat Banjaran kini mulai ditutupi oleh seng karena rencananya akan di revitalisasi. Meski begitu para pedagang pun hingga saat ini masih berjualan di dalam pasar meski sudah di tutupi.

Selain itu, di pintu masuk para pedagang menempelkan sebuah tulisan yang yang menyatakan jika Pasar Banjaran “Masih Buka” dan “Mangga Kalebet”.

Tulisan tersebut sengaja dibuat untuk memberitahukan kepada para pembeli jika Pasar Banjaran masih tetap berdagang, buka seperti biasanya.

Meski begitu, keadaan pasar saat ini masih terlihat beberapa jongko yang masih berjualan, namun ada juga yang tutup.  Sedangkan di tempat relokasi sendiri sudah mulai terlihat para pedagang namun ada juga beberapa jongko yang masih tutup.

Santini (24) salah seorang pedagang yang mengatakan alasannya tetap bertahan hingga saat ini di lapaknya meski kondisi pasar sedang di relokasi.

“Iya untuk memenuhi kebutuhan keluarga juga, memang sih semenjak ditutup senin kemarin pembeli mulai berkurang karena memang disangkanya tutup atau gimana,” ujar Santini pada Jumat (9/6/2023).

Santini menambahkan jika penutupan pasar dengan seng ini sempat membuat dirinya kaget, lantaran paginya Bupati Bandung datang namun tidak ada perbincangan terkait ini.

“Memang sempat bersitegang para pedagang dengan petugas karena kaget tiba-tiba ditutup tanpa ada perbincangan. Bahkan pagi harinya Bupati kesini tapi tidak ada bahas tentang penutupan,” katanya.

Dirinya menyampaikan jika yang diajak berbincang terkait penutupan pasar ini menurut Santini hanya pedagang yang berada dekat kantor Kecamatan.

“Jadi yang diajak berbincang itu pedagang yang di dekat kantor kecamatan, bukan pedagang yang berjualan di sini atau yang menolak revitalisasi. Makanya saya kaget, panik, tiba-tiba sorenya ditutup gini,” jelasnya.

Sementara itu, Taufik (40) salah satu pedagang lainnya menjelaskan kebanyakan yang pindah ke tempat relokasi merupakan para pedagang kaki lima yang tidak mempunyai jongko.

Menurutnya para pedagang yang berada di lokasi pasar kebanyakan tidak ingin dipindahkan atau direlokasi.

“Kebanyakan tak ingin direvitalisasi, mungkin sekitar 80 persen nolak, kami bertahan karena memang sangat minim audiensi,” kata Taufik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan