JABAR EKSPRES – Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Kota Bandung. Bangunan ini terletak di Jalan Braga – Naripan, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Bangunan ini memiliki memiliki penampakan depan dengan jendela-jendela besar yang mengelilinginya. Cahaya dari jendela tersebut membuat penerawangan di dalam ruangan. Dibuat pada tahun 1930 oleh G. J. Bel yang merupakan warga negara Belanda.
Awalnya gedung ini memiliki fungsi sebagai tempat hiburan, baik bangsawan maupun pribumi. Selain itu, gedung ini juga sering dipakai oleh para tokoh bangsa seperti Ir. Soekarno untuk rapat dan melakukan pertemuan dengan tokoh pergerakan.
BACA JUGA: Grey Art Gallery, Galeri Seni yang Sohor di Kalangan Masyarakat Bandung
Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Kota Bandung ini dibanjiri kegiatan dari beberapa kelompok seni. Sebanyak 17 lukisan dan 16 karya seni rupa dipamerkan di sini.
Pameran ini bertujuan untuk mengedukasi publik tentang seni (terkhusus di bidang Tradisi Nusantara) dari para seniman yang kemudian dapat menciptakan interaksi pembelajaran.
Berlatar sekumpulan semak belukar yang memenuhi kanvas, karya dari seniman Taat Joeda berhasil menjadikan lukisan surealis yang dipenuhi elemen fantasi. Walau begitu, lukisan ini tetap sarat akan makna dengan pengemasan yang indah.
BACA JUGA: Grey Art Gallery Hadir sebagai Apresiasi atas Pembuat Seni
Lama berkecimpung sebagai praktisi desain interior dan peralatan pendukung eksibisi, Taat Joeda yang merupakan seniman asli Bandung ini banyak memahami kebutuhan publik atas estetika ruang interior. Sedikit banyak pengalaman perupa berusia 75 tahun ini di bidang estetika ruang interior mengarahkannya pada karya-karya dekoratif.
Kekhasan karyanya yang banyak menyajikan bentuk dan warna alam, terutama selingkar semak belukar. Lukisan tersebut paling banyak diminati untuk mengisi hiasan ruang tamu hingga menghiasi dinding-dinding hotel.
Keindahan alang-alang, rumput liar, serta bunga-bunga bertangkai pendek yang coba ditonjolkan Taat Joeda dijadikan subjek sejurus perangsang peka untuk setiap hal yang kerap diabaikan di sekitar, yang terdekat sekalipun.
Karya Taat Joeda terkait semak belukar ini sedang dipamerkan di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Kota Bandung.