Viral Video Asusila Rebecca Klopper, Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Revenge Porn? Serta Kasusnya di Indonesia

JABAR EKSPRES- Apa itu Revenge Porn? Sebelum kita membahas secara detail apa itu pemerkosaan siber, kasus Rebecca Klopper kemarin bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan atau kejahatan siber.

Rebecca klopper tengah viral belakangan ini karena sebuah video yang diduga Becca berdurasi 47 detik tersebar luas di internet.

Sampai saat ini belum ada klarifikasi dari pihak Rebecca Klopper terkait video yang menduga dirinya tersebut.

Beberapa warganet percaya bahwa sebenarnya Rebecca adalah korban dari “Revenge Porn” karena dalam video yang diduga Rebecca tersebut dalam keadaan tidak sadar.

Lalu apa itu Revenge Porn? Untuk itu kita akan mengenal sebuah pemahaman baru untuk perempuan-perempuan yang menjadi korban diluar sana.

Revenge Porn sendiri adalah tindak kejahatan yang melakukan penyebaran materi pribadi, seksual, foto, dan video tanpa persetujuan orang yang terlibat atau korban.

Pada Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan 2019, Komnas Perempuan mencatat 97 pengaduan kasus kekerasan terhadap perempuan di dunia maya yang terlapor pada 2018. Jumlah ini meningkat 67% dari 2017 yang jumlahnya 65 kasus.

Revenge Porn sendiri adalah bisa dikategorikan sebagai kejahatan siber, peretasan siber, dan pelecehan siber.

Parahnya lagi korban dari Revenge Porn bisa mendapatkan kekerasan dan ancaman dari pelaku.

Total dari 97% kasus yang terjadi ada sekitar 33% diantaranya adalah korban dari pemerkosaan siber ini. Komnas Perempuan mencatat sebanyak 61% kasus yang terjadi adalah bekas pasangan korban.

Pelaku sengaja menyebarkan video atau foto di internet untuk mengancam kepada korban agar mau melakukan sesuatu.

Istilah Revenge Porn bisa diartikan sebagai merenggut seseorang atas tubuhnya ini juga termasuk dalam kategori pemerkosaan.

Yang dimana pemerkosa merasa memiliki hak atau berkuasa atas tubuh korban “Pelaku pemerkosaan dimotivasi oleh hasrat berkuasa, kebencian akan perempuan, dan kebutuhan untuk mengukuhkan stereotip gender yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki,” kata Samantha Bates dalam penelitiannya “Revenge Porn and Mental Health” pada 2016.

Memang sudah ada cara mencegah revenge porn ini agar tidak terjadi misalnya seperti jangan menyebarkan foto atau video ke orang tidak dikenal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan