Menelisik Kampung Jalan Sangkuriang Terancam Longsor dan Warga Tak Punya Setifikat Tanah

JABAR EKSPRES – Warga Jalan Sangkuriang RT 05/RW 13, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong sudah puluhan tahun tinggal di kawasan bantaran sungai. Selain terancam longsor, mereka juga memiliki ancaman potensial dari sisi administrasi.

Hal itu terkait sertifikat kepemilikan lahan. Karena, mayoritas status tanah di kawasan yang kini juga padat penduduk itu masih milik Institut Teknologi Bandung (ITB). Bisa saja suatu saat pihak kampus meminta warga pindah karena kawasan itu bakal dibangun.

Ketua RT 05, Basimin juga mengakui terkait status kepemilikan tanah tersebut. “Saya tau kalau tidak punya sertifikat tanah. Warga juga paham itu,” jelasnya kepada Jabar Ekspres.

Meski tidak ada kejelasan terkait status kepemilikan tanah tetapi warga mengaku sudah cukup nyaman tinggal di kawasan tersebut. Sudah puluhan tahun mereka tinggal dan kini sudah beranak cucu. “Saya sendiri sudah sejak 1988, ada juga warga yang lebih lama,” sambungnya.

Selama ini juga tidak sampai ada gejolak berarti terkait status kepemilikan tanah warga jalan Sangkuriang. Pihak ITB juga belum sampai menekan warga untuk pindah. “Kami juga tetap bayar pajak bangunan ke pemerintah,” imbuh Basimin.

Basimin melanjutkan, warga selama ini juga telah hidup nyaman. Tentu sebagian besar akan menolak jika direlokasi. Harapannya ada jalan tengah terbaik.

Diketahui kawasan itu sempat mencuat lantaran terjadi longsor yang menimpa rumah dan kontrakan warga. Kejadianya pada Rabu (26/4) lalu.

Dalam kejadian tersebut juga sampai menelan korban jiwa. Korban adalah Heri, 27, salah satu pengontrak di kontrakan milik keluarga Sudrajat dan Ritayana.

Rumah korban memang menjadi titik yang paling rawan tertimbun longsor. Walapun secara umum kawasan itu juga tergolong rawan.

Posisi rumah-rumah warga itu ada di bantaran sungai. Posisinya juga bukan di tempat datar tapi berada di tebing yang cukup curam. Tanah lokasi itu juga tergolong tanah padas. Sehingga rawan longsor.

Jabar Ekspres juga menyempatkan datang ke lokasi permukiman itu. Akses kawasan itu juga terbilang sulit. Ada jalan dengan lebar sekitar satu meter. Tapi posisinya menurun. Motor bisa lewat, tapi butuh keberanian tersendiri bagi sang driver.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan