Tolak Konser Coldplay, Politikus Malaysia: Tidak Membawa Kebaikan Apapun

JABAR EKSPRES – Nasruddin Hassan Tantawi, Pemimpin Partai Islam Malaysia (PAS) menjadi sororan lantaran dikabarkan menolak keras konser Coldplay di Malaysia.

Bukan tanpa alasan Nasruddin Hassan Tantawi menolak konser Coldplay di Malaysia, lantaran ia menilai bahwa acara tersebut dinilai mempromosikan budaya hedonisme.

Kemudian Nasruddin Hassan Tantawi juga menilai bahwa konser Coldplay juga dinilai mempromosikan budaya menyimpang lainnya.

BACA JUGA: Konser Coldplay di Jakarta Terancam Batal? Isu PA 212 Tolak Kehadiran Chris Martin Cs Heboh di Twitter

Lebih lanjut, ia pun menyarankan agar konser Coldplay yang rencananya akan manggung di di National Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada 22 November 2023 mendatang tidak usah digelar.

Bahkan ia menegaskan bahwa konser Coldplay tidak membawa kebaikan apapun baik terhadap agama, bangsa, dan negara.

“Apakah kerajaan bermaksud mahu menyuburkan budaya hedonism dan songang dalam negara ini?

BACA JUGA: Termasuk Coldplay Concert di Jakarta, Kepolisian Pastikan Tak Hentikan Kegiatan Masyarakat Jelang Pemilu 2024

Saya nasihatkan agar batalkan sahaja persembahan kumpulan ini di Malaysia. Tidak membawa apa-apa kebaikan pada agama, bangsa, dan negara,” ujar Nasruddin.

Hasan Tantawi, di akun media sosialnya dikutip JabarEkspres.com dari thepinknews
Semenatara itu, Menteri Pembangunan Pemerintah Daerah Malaysia, Nga Kor Ming menanggapi pernyataan Nasruddin Hasan Tantawi.

Ia justru membantah pernyataan pimpinan PAS dan menilai bahwa konser Coldplay di Malaysia bisa menumbuhkan ekonomi negara.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa jika ada orang yang tidak menyukai Coldplay tidak usah menonton konsernya.

“Jika mereka tidak menyukai Coldplay, saran saya untuk mereka sederhana: jangan kecuali tiket dan tutup mata mereka,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa sudut pandang PAS tidak cocok untuk masyarakat multicultural menjelang konser band legendaris Lobdon, Inggris tersebut di Malaysia pada November 2023 mendatang.

Ini bukan hanya pertunjukan konser, tapi bagus untuk pertumbuhan ekonomi. Itu sebabnya cara berpikir kuno PAS tidak cocok untuk masyarakat multikultural kita,” katanya, menagaskan.

Isu penolakan PAS terkait konser band yang digawangi oleh Chris Martis Cs di Malaysia juga sempat menjadi perhatian netizen beberapa negara tetangga termasuk Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan