Sebelumnya, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Didi Ruswandi mengatakan ada 68 titik genangan banjir di berbagai wilayah. 35 wilayah sedang proses penyelesaian dan 19 wilayah tergenang dengan debit air yang cukup tinggi, salah satunya adalah Jalan Cibaduyut.
“Kalo dilihat kemarin yang tinggi genangannya itu ada di 19 titik, dari 68 titik genangan itu yang belum selesai itu ada 35 titik. Dari 19 itu termasuk kedalam kelompok itu semua, jadi memang belum selesai” ucapnya
Didi menyebut kawasan Cibaduyut akan dibangun Rumah Pompa, akan tetapi terkendala ijin tanah, yang kepemilikannya di bawah kementerian PUPR.
“Untuk di cibaduyut itu karena alirannya cukup besar, dan penyempitannya udah dari kabupaten, dari kabupatennya sendiri kan bilang tidak bisa melebarkan, jadi yaudah akan kita pompa,” katanya
“Dan Cibaduyut itu termasuk yang belum selesai, tahun ini kan ada rumah pompa, lelangnya sudah cuman hari ini sedang ke jakarta ijin ke PUPR, karena lahannya milik PUPR. Kalo itu diijinkan, kita akan bangun,”lanjutnya.
Berbagai usaha untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi banjir terus dilakukan. Namun banjir seperti persoalan yang klise tetapi tidak kunjung terselesaikan.
Faktor lain yang menyebabkan terjadihya banjir di Kota Bandung yakni permasalahan sampah.
Seperti terjadi di Kopo-Citarip yang menyebabkan genangan air meningkat akibat serimentasi yang cukup tinggi.
“Kopo Citarip itu sudah ada rupom, cuman penyampahan dan sedimentasinya tinggi. Begitu ditarik kemarin si pompa penuh dengan sampah dan lumpur yang menutupi pompa. Upayanya kita akan pindahkan ke jalan,” sebutnya
Didi menegaskan, itu tidak menjadi persoalan, pembangunan kolam retensi dan sumur imbuhan diperuntukka menangani permasalahan tersebut.
“Sebenarnya kalo kita membebani kabupaten itu repot, dari atas dialirkan, di kita dialirkan, jadi paling bagus itu diselesaikan di kita, itu kenapa kita bikin kolam retensi dan sumur imbuhan. Mudah-mudahan kedepannya bisa dimasalkan,” tandasnya.