JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim sebanyak 1.500 ton sampah dihasilkan dalam satu hari di Kota Bandung. Sebanyak 200 ton sampah mampu dikelola secara mandiri.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengoperasian Instalasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PPLB3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Salman Faruq.
Dirinya menuturkan keberhasilan ini berkaitan dengan program yang sebelumnya telah diterapkan, terkait pengelolaan sampah di Kota Bandung.
“Produksi timbulan sampah di kota bandung itu kurang lebih 1.500 ton perhari ya, nah sampah yang terangkut ke TPA itu ada 1.300. Jadi sebetulnya 200 ton perhari itu sudah kita kurangi,” ucap Salman kepada Jabar Ekspres, Senin (8/5).
“Sumbernya itu macem-macem. Ada yang melalui gerakan Kang Pisman tadi, ada yang melalui kawasan bebas sampah, melalui bank sampah juga. Sehingga tidak dibuang ke TPS dan berakhir di TPA,” lanjutnya.
Terkait pengelolaan sampah, Kota Bandung kini memiliki sekitar 150 kawasan bebas sampah yang meliputi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Adapun hal lain meliputi TPS 3R dan Teknologi RDF.
Salman mengatakan, hal ini dapat mampu mengurangi jumlah timbunan sampah yang ada di Kota Bandung, apabila dimaksimalkan dan disosialisasikan secara masif.
“Kalau gerakan Kang Pisman kita lebih dimasifkan dan 100-150 kawasan bebas sampah kita kembangkan lagi menjadi dua kali lipat, tentu saja hasilnya akan lebih besar terkait pengurangan sampah di Kota Bandung,” katanya.
Selain itu, dirinya berharap pembangunan terkait TPST yang akan dilakukan mampu mengurangi kapasitas timbunan sampah yang dihasilkan Kota Bandung, yang pada prosesnya akan dibuang ke TPA Sarimukti.
“TPST-TPST tempat pengelolaan sampah terpadu akan kita bangun di beberapa titik lainnya,” jelasnya.
“Ini untuk mengurangi timbunan sampah yang diangkut ke TPA, seperti itu,” pungkasnya.
Di tempat lain, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, Mengimbau agar masyarakat dapat bijak dalam memproduksi sampah.
Ia ingin mendorong agar masyarakat dapat menyelesaikan masalah sampah di rumah masing-masing. Sehingga, tidak semua sampah dibuang di tempat akhir.
“Sampah ini tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai berpikir sampah itu harus berakhir di TPA. Tapi, coba kita kelola sampah di rumah masing-masing untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA,” imbaunya. (Mg1)