Krisis Ekonomi, AS Terancam Gagal Bayar Hutang

JABAR EKSPRRES- Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen mengatakan bahwa AS terancam gagal bayar hutang atau default. Pada Oktober 2022, utang negara ini mencapai $31 triliun atau sebesar Rp454,37 kuadriliun.

Utang tersebut kian bertambah, bahkan hingga Maret 2023 mencapai $31,45 triliun atau sekitar Rp460,96 kuadriliun. Besaran utang tersebut menjadikan AS sebagai negara dengan utang terbesar di dunia.

Angka ini sangat jauh bila dibandingkan utang sang pengisi posisi ke-dua, Inggris, yang bahkan tidak mencapai $9 triliun.

Utang negara AS yang kian bertambah dari tahun ke tahun ini disebabkan oleh banyak hal, berikut beberapa diantaranya:

  • Defisit fiskal yang membengkak
  • Pembayaran bunga
  • Perawatan kesehatan veteran
  • Tunjangan pensiunan & militer

Jumlah utang AS tersebut sudah mencapai batas utang sesuai UU, sehingga pemerintah AS harus mengurangi belanja dan memilih mana yang harus dipenuhi dari beberapa kepentingan di bawah ini:

  • Membayar gaji pegawai negeri
  • Manfaat jaminan sosial
  • Bunga utang

AS akan disebut default jika pemerintahnya memilih tidak membayar bunga utang. Utang AS mulai menumpuk sejak Perang Dunia II, di mana negeri paman Sam meminjam uang untuk beberapa hal, seperti:

  • Membiayai perang
  • Pemotongan pajak
  • Memperluas pengeluaran federal
  • Merawat baby boomer
  • Tindakan darurat

Resesi hebat pada 2008, pandemi pada 2020, serta pensiunan yang bertambah juga membengkakan utang tersebut

Untuk menghindari AS terancam gagal bayar hutang, pemerintah Biden mengajukan proposal ke DPR di negara tersebut untuk melakukan pemangkasan anggaran belanja dan menaikkan batas utang.

Joe Biden yang fokus pada masa depan politiknya karena akan kembali mencalonkan diri di pemilu AS 2024, kabarnya menolak pemangkasan anggaran belanja tersebut.

Menurut Kevin McCarthy, selaku pemimpin DPR di AS, jika batas utang tetap dinaikkan tanpa adanya pemangkasan anggaran belanja, akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi yang akan turun dan sekitar 780 ribu pekerjaan di AS akan hilang.

Namun, jika batas utang tidak dinaikkan, maka AS akan benar-benar gagal membayar utang. Hal ini diperkirakan akan terjadi pada akhir Juni atau Juli.

Menurut Janet Yellen, jika hal tersebut benar terjadi, maka akan memicu malapetaka ekonomi, di mana akan terjadi bencana ekonomi dan keuangan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan