JABAR EKSPRES- Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan aplikasi ojol atau ojek online, Kesuksesan Gojek pada 2014 memicu kehadiran perusahaan ojol lain di tahun berikutnya.
Hal ini menjadikan 2015 sebagai tahun menjamurnya bisnis ojol. Namun, karena kalah bersaing dan keterbatasan modal, banyak perusahaan ojol harus gulung tikar! Berikut beberapa diantaranya:
1. Uber Ojol ini berdiri sejak 2009, namun harus angkat kaki dari kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia pada 2018. Uber menjual bisnisnya ke pesaingnya sendiri, yaitu Grab, sehingga banyak mitra pengemudi dan pelanggannya berpindah ke Grab.
2. Lady Jek C Ojol yang identik dengan warna pink ini sempat menggemparkan publik karena pengemudi dan penumpangnya khusus wanita. Namun, Lady Jek yang berdiri sejak 2015 dengan sekitar 3.300 pengemudi itu harus bangkrut karena keterbatasan modal.
3. Call Jack Call Jack berasal dari Yogyakarta, berdiri pada 2010 dan beroperasi hanya 5 tahun. Ojol pertama yang menggunakan argometer ini harus bangkrut karena kalah bersaing dengan Gojek.
4. Blujek Blu-Jek Ojol yang berdiri pada 2015 ini identik dengan warna biru dan merupakan saingan terbesar Gojek dan Grab. Walaupun berhasil memiliki armada dengan jumlah yang besar, perusahaan ojol ini bangkrut karena mengalami kerugian perang tarif antar penyedia layanan ojek online.
5. Topjek Topjek memiliki keunggulan tarif murah tanpa promo dan fitur chat room yang saat itu belum ada di aplikasi pesaing mereka. Mementingkan kualitas dibanding kuantitas membuat ojol ini hanya membatasi 10 ribu pengemudi dengan seleksi yang sangat ketat. Tapi, ojol yang berdiri sejak 2015 ini sayangnya tidak mampu bertahan dan akhirnya bangkrut.