Mengenal Tradisi Lebaran Ngadu Bedil Kawung di KBB, Kebahagiaan Warga Rayakan Idul Fitri 1444 H

Selain itu, kata Agus, dahulu sesepuh di desa Cibitung, Rongga ini jadikan sebagai penyambutan pada pernikahan.

“Kapungkur oge kantos dijantenkeun kanggo dinikahan, saperkawis penyambutan kitu,” sahut Agus.

Namun hal tersebut berubah di tahun 1980-an, menurut seorang tokoh di Desa Cibitung yaitu Yusuf, 54, yakni jadi kebiasaan memeriahkan Idul Fitri.

“Dari saya sejak kecil udah ada, sekitar tahun 1982 sudah ada,” kata Yusuf.

Yusuf juga mengatakan bahwa Ngadu Bedil Kawung ini tidak digelar disembarang tempat, supaya tidak menganggu kenyamanan dan ketentraman warga.

Untuk itu warga melakukan musyawarah untuk lokasi meriam aren dan waktu yang pas, kata Yusuf, biasanya digelar di dua bukit berbeda.

Menurut Yusuf gelaran tradisi Ngadu Bedil Kawung ini sering dilakukan di dua bukit yaitu Pasir Gombong dan Lapangan Pasir Merak.

Jauh sebelum lebaran idul Fitri itu, warga sudah menyiapkannya secara gotong royong, meriam dari pohon aren itu mereka ikat dengan tali dari serambut bambu, kemudian mereka mengangkatnya ditopangkan pada kaki-kaki yang terbuat dari kayu.

Lalu nanti, saat gelaran Ngadu Bedil Kawung ini dilakukan, ratusan orang akan berkumpul. Di antara mereka ada yang menyalakan mercon sebagai awal penanda meriam aren itu sudah diperbolehkan diisi karbit.

Kemudian para pemilik meriam itu mengisinya dengan karbit.

“Deum!” Dentuman suara meriam bersahutan dari dua lokasi berbeda sampai batas yang ditentukan.

“Ada batasnya juga, tapi ini ekspresi meriahkan idul Fitri,” jelas Yusuf.

Saat ini, Tradisi Ngadu Bedil Kawung akan digelar pada Minggu 23 April 2023 tepatnya di Pasir Gombong dan Lapangan Pasir Merak.

Seminggu sebelum lebaran datang, warga bersama-sama membuat meriam dari pohon aren itu.

Menurut Agus, total Bedil Kawung tahun ini mencapai 80 meriam, 40 meriam di Pasir Gombong serta 40 meriam di Lapangan Pasir Merak.

“Pelaksanaan akan dilakukan Minggu malam, selama 6 jam tak berhenti,” jelas Agus.

Proses pembuatan satu bedil Kawung ini memakan waktu sekitar 3 hari, melibatkan 3 orang warga.

“Semua warga kerja bakti untuk membuat satu bedil kawung. Mereka harus memotong dulu pohon arennya, kemudian memahat untuk lubang meriam, sampai diikat sama ditancapkan,” ucap Agus

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan