BANDUNG, JABAR EKSPRES – Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Kota Bandung 2024 nanti bisa dipastikan bakal tidak ada calon petahanan. Karena, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu bakal membuka peluang yang semakin lebar bagi para pendatang baru untuk Pilwakot nanti.
Pengamat Politik Universitas Padjajaran, Firman Manan mengungkapkan, dengan adanya OTT KPK itu tentunya sudah bisa dipastikan Pemilihan Wali Kota Bandung tidak akan ada petahanan. “Ini akan membuka peluang bagi kandidat lain untuk bisa memenangkan pilwalkot,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (17/4)
Pria yang juga Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) itu menambahkan, dari survei terakhir yang telah ia lakukan, kandidat terkuat selain Yana Mulyana adalah Atalia Praratya Kamil. “Memang survei terakhir jaraknya tidak terlalu signifikan perbedaan antara Yana Mulyana dengan Atalia. Jadi Atalia kandidat terkuatlah kalau Yana tidak bisa maju,” cetusnya.
Firman menambahkan, tokoh potensial kedua adalah Farhan yang bakal diusung dari Partai Nasdem. Walaupun memang jaraknya masih agak jauh. Tetapi Farhan sudah terlihat lebih serius untuk mendeklarasikan sebagai calon walikota dari pada istri Gubernur Ridwan Kamil Atalia yang belum ada statemen resmi untuk Pemilihan Wali Kota Bandung nanti. “Mungkin juga karena faktor parpol juga. Atalia bukan kader partai. Bagaimanapun juga tiket parpol menentukan,” sambungnya.
BACA JUGA: OTT Wali Kota Bandung, Guru Besar UPI Sarankan Dahulukan Layanan Publik dari pada Status Pengganti
Peluang berikutnya adalah para elite partai politik di Kota Bandung. Walaupun belum terlalu signifikan dari tingkat popularitas dan elektabilitas tapi justru peluangnya kini makin terbuka. Misanya ada nama Edwin Senjaya dari Partai Golkar, Achmad Nugraha dari PDIP, atau istri almarhum Oded dari PKS. “Waktu juga masih lama, jadi peluang makin lebar,”cetusnya.
Penentuan calon wali kota nanti juga tetap menunggu hasil pemilihan legislatif pada Februari 2024. Karena perolehan suara partai juga bakal menjadi penentu terkait pengusungan calon wali kota.
Firman melanjutkan, khusus di Partai Gerindra sendiri juga masih belum muncul figur-figur signifikan pengganti dari Yana Mulyana. “Nanti ada pola usung kader non partai, atau koalisi,” pungkasnya.