BANDUNG – Ramadan berisi tradisi yang setiap pelaksanaannya paling ditunggu oleh masyarakat. Bak aji mumpung, warga berbondong-bondong menjajakan kuliner khas, yang hanya bisa dijumpai saat momen bulan penuh berkah ini.
Fenomena tersebut tentunya berdampak pada persaingan antar pedagang. Ini yang kemudian menjadi faktor bertahannya usaha chicken mini, yang berada di Jalan Cisaranten Kulon, Arcamanik, Kota Bandung. pada edisi Ramadan tahun ini.
Owner Chicken Mini, Jajang menuturkan, usaha ini berawal dari ketidaksengajaan dirinya dalam berinovasi kuliner. Banyaknya peminat dan waktu yang singkat pada saat Ramadan, merupakan faktor bertahannya usaha ini.
“Kalau Ramadan pasti para pedagang ganti jualan. Dulu sempet kaya gitu, ganti-ganti juga. Cuman kayanya jodoh ya di usaha ini, dan gak ada juga yang dagang ini disini (arcamanik)” kata Jajang.
“Terus juga biasanya Ramadan yang jualan sama semua. Muter otak tuh, karena kan paling jualan cuman 3 jam. Karena udah banyak yang tau, yaudah jualan ini aja” tambahnya.
Jajang menjelaskan, inovasi ini merupakan buah pemikiran dirinya, dalam upaya menjangkau seluruh kalangan masyarakat. Iming-iming harga murah, biasanya menimbulkan ketertarikan pada para pelanggan.
“Alhamdulillah selalu rame dan saat Ramadan habisnya cepat, mungkin karena murah ya. Harga cuman Rp 5.000 itu udah bisa dapet 8 biji plus saos” jelasnya.
Stok Kebutuhan untuk Kuliner Ramadan
Untuk pembelian bahan-bahan pembuatan chicken mini, Jajang menyebutkan, pembelian satu item berada dikisaran Rp 1,5 juta untuk satu minggu. Hal ini untuk mengakali, agar seluruh bahan baku bisa terbeli.
“Kalo modal untuk chicken mini kisaran Rp. 1,5 juta. Itu juga belinya nuntut satu-satu, misal minggu ini ayam dulu, terus besok kalau engga minggu depan terigunya, terus minyaknya. Soalnya kalo beli langsung semua bisa puluhan juta” ujarnya.
Imbas dari waktu yang singkat, mau tidak mau dirinya harus menurunkan stok persediaan dagangannya. Pada hari biasa, setidaknya 65 kilo chicken mini bisa ia bawa. Namun, untuk Ramadan hanya sebanyak 45 kilo yang bisa jual.
“Hari biasa mah 65 kilo, cuman kan itu waktunya panjang dari pagi sampe sore. Karena Ramadan kan waktunya sebentar dari jam 3 sampe jam 6 jadi bawa 45 kilo aja, untungnya habis terus” imbuhnya.
